Liputan6.com, Kutai Kertanegara - Pura Prajapati di Desa Kertabuana, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kertanegara (Kukar), Kalimantan Timur, dilaporkan ambles. Bagi umat Hindu dan warga transmigran yang telah bermukim puluhan tahun di kertabuana, keberadaan Pura Prajapati sangat penting.
Pantauan Liputan6.com di lapangan, pondasi depan, kiri, kanan, dan altar di bagian pemujaan turut ambruk dengan lantai cor pecah berkeping-keping menurun hingga sekitar 1 meter.
Advertisement
Bangunan hanya menyisahkan tugu tunggal di tengah Pura Prajapati. Hujan deras sepekan lalu usai lebaran membuat tanah di sekitar lokasi pura bergerak.
Luas Pura Prajapati sekitar 15X10 meter persegi. Posisi letak di samping Pura Dalam dan Balai Pertemuan yang posisinya lebih tinggi. Pura Prajapati adalah tempat khusus prosesi menuju ritual ngaben untuk selanjutnya abu tersebut dilarutkan ke Sungai Mahakam.
Kompleks peribadatan ini berada tak jauh dari tempat pembakaran jenazah setelah melalui acara ritual di Pura Prajapati.
Sebagai informasi, Pura Prajapati baru dibangun sekitar dua tahun lalu. Bangunan pura juga sempat direhabilitas dengan biaya urunan warga sekitar. Setelah direhab permanen, bangunan pura ambruk pada 15 Juni 2019.
Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PDHI) Desa Kertabuana Kutai Kartanegara I Komang Widyana kepada Liputan6.com Minggu (16/6/2019) mengaku, retakan kecil memang sudah terlihat sejak beberapa bulan lalu.
Namun, pihaknya tak pernah berpikir sampai separah ini. Dari keretakan kecil tersebut perlahan mulai membesar hingga puncaknya pada pekan lalu
Awalnya, warga sekitar sempat merespons dengan membuat turap. Kayu Ulin juga sudah ditanam disekitar pura. Tetapi belum kelar diturap, Pura Prajapati ambles.
"Posisi pura pun sebelumnya memang miring. Tapi oleh warga dipercepat. Pembangunan dengan pondasi sehingga bertahan kurang lebih dua tahun. Tapi setahun kemudian, sudah miring diikuti retakan tanah," kata I Komang.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Imbas Aktivitas Tambang Batu Bara?
I Komang menyebut, lokasi pembangunan Pura memang berada di lahan timbunan. Sehingga sangat mudah bergerak. Ini juga memberi kontribusi atas degradasi tanah di lokasi pura.
Namun demikian dirinya tak ingin menyalahkan lokasi tambang batu bara yang beroperasi di dekat pura. Dari pencitraan satelit dapat diukur dan ditemukan ada lokasi tambang batu bara berjarak sekitar 450 meter dari permukiman warga.
"Kami sudah rapat. Kerusakan ini tentu jadi tanggung jawab kami. Kami tidak ingin menyalahkan siapa-siapa. Kami sebagai pengurus kepada masyarakat penting untuk menyikapi dengan bijak. Ajak warga urunan untuk membangun kembali misalnya Rp100 ribu per KK," katanya.
Secara fungsi, Pura Prajapati sangat sentral. Pura ini menjadi tempat ibadah utama umat Hindu di Kertabuana.
Lantas bagaimana jika ada yang meninggal mendadak ketika Pura Prajapati belum dibangun kembali. I komang mengatakan, ritual kematian bisa dipindah ke lokasi lain dengan ritual.
"Kami akan mengadakan ritual kembali untuk pemindahan Pura Praja Pati," jelasnya.
Ia tak ingat jelas keseluruhan dana untuk pembangunan pura. Karena semua dana berasal dari urunan umat. Total umat Hindu di Desa Kertabuana ada 400 KK atau sekitar 3.000 jiwa.
Advertisement