Bos BKPM Optimis Investasi Tumbuh Dua Digit Sepanjang 2019

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong optimistis pertumbuhan investasi bakal moncer dan menyentuh double digit untuk keseluruhan tahun 2019

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jun 2019, 15:26 WIB
Sejumlah konsumen menunggu di kantor BKPM, Jakarta, Senin (26/10/2015). Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) merupakan komitmen pemerintah demi memberikan pelayanan prima dan cepat kepada investor. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong optimistis pertumbuhan investasi dalam hal ini Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) bakal moncer dan menyentuh double digit untuk keseluruhan tahun 2019. Hal tersebut didorong oleh relokasi bisnis akibat perang dagang.

"Prediksi saya untuk full year 2019 PMA dan PMDN kembali ke double digit. Termasuk juga PMA. Saya cukup percaya diri jadi itu satu aspek positif ekonomi sementara ini," kata dia di di Kantornya, Jakarta, Selasa (18/6/2019).

Karena itu, Indonesia perlu menjaga kinerja perekonomiannya agar dapat menarik investasi masuk. Dia menyebut sejumlah aspek harus diperhatikan dari perekonomian domestik, seperti konsumsi dan ekspor.

Terkait perkembangan maupun perluasan industri maupun relokasi industri ke Indonesia, Lembong mengatakan ada peningkatan. Meskipun demikian dia masih enggan menyampaikan perusahaan apa saja yang sudah masuk.

"Menurut saya setiap triwulan ada perluasan pabrik di indonesia akibat perang dagang. Misalnya cukup banyak pemilik pabrik sudah punya di Tiongkok dan juga punya di Vietnam dan Indonesia. Di Tiongkok mereka tidak suntik modal lagi dan tidak lagi melakukan perluasan, tapi perluasan yang dilakukan adalah di Asia Tenggara atau di negara seperti Bangladesh. Ini proses yang bekelanjutan, setiap triwulan pasti ada kami dengar berita ada perluasan pabrik," tambah dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jenis Industri Yang Tumbuh

Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Jenis industri yang dicatat, seperti elektronik dan peralatan rumah tangga. Industri-industri ini, lanjut Lembong, cukup banyak yang masuk ke Indonesia akibat perang dagang.

"Contoh ya industri elektronik rumah tangga, kayak kulkas, microwave, tv itu kan sekarang cukup didominasi oleh merek Korea dan rantai produksi mereka sudah tersebar di Asean," urai Lembong.

"Tapi kemudian waktu China booming, ekonominya naik 4 kali lipat mereka banyak bangun di Tiongkok. Sekarang mereka kayaknya sekedar menjaga stabilitas operasional di Tiongkok tapi mengurangi laju pertumbuhan, penambahan kapasitas di Tiongkok tapi menggeser fokus perluasan kembali ke Asia Tenggara dan mulai mempelajari opsi-opsi baru," tandasnya.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com


BKPM: Investasi Penyumbang Lapangan Kerja yang Signifikan

Kepala BKPM Thomas Lembong saat diskusi FMB 9 bertajuk 'Investasi Unicorn untuk Siapa?', Jakarta, Selasa (26/2). Sejalan dengan hal tersebut pemerintah juga berusaha untuk menarik dan memfasilitasi para investor. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan, investasi asing di dalam negeri mayoritas dinikmati masyarakat Indonesia.

Kepala BKPM, Thomas Lembong mengatakan, ada investasi membawa dampak terciptanya lapangan kerja, bahkan sudah ada 10 juta lapangan kerja yang dibuka.

"Investasi ini juga salah satu penyumbang lapangan kerja yang sangat signifikan," kata Thomas di lokasi debat Capres dan Cawapres, Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019). 

Thomas memastikan, mayoritas investasi asing yang ditanamkan selama ini pun dinikmati dalam negeri. Sedangkan keuntungan yang dibawa ke luar negeri hanya sebagian kecil.

"Begini, pada dasarnya dari USD 100 investasi yang masuk, katakanlah begitu. Biasanya hanya USD 5 dalam bentuk dividen yang keluar jadi sementara USD 100 itu tetap di dalam," tutur dia.

Dia menegaskan, segala bentuk modal akan tetap di dalam negeri. "Saya kira sangat jelas modal yang masuk, terutama yang berupa investasi tetap memang yang sifatnya tetap di dalam negeri," ujar dia.

Thomas pun menyebutkan, beberapa sektor yang telah ditanami modal asing adalah hotel, industri dan infrastruktur. Keberadaan investasi tersebut mayoritas dinikmati masyarakat.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya