Liputan6.com, Jakarta - Lembaga riset ASEAN+3 Macroeconomic Reserach Office (AMRO) memperkirakan porspek dan tantangan ekonomi regional ASEAN+3 pada tahun 2019 akan mengalami perlambatan. Namun secara keseluruhan ekonomi tetap solid meski di tengah meningkatnya gejolak ekonomi global.
Chief Economist AMRO, Hoe Ee Khor menyebutkan risiko global mengalami peningkatan, khususnya di beberapa negara berkembang. Hal itu mengakibatkan terjadinya perlambatan siklus bisnis di negara-negara G3, penurunan siklus belanja teknologi dan modal serta berlanjutnya ketidakpastian ketegangan perdagangan global.
"Berpotensi menyebabkan pelemahan penumbuhan global pada 2019-2020," kata dia saat memaparkan prospek ekonomi, di Gedung Bank Indonesia, Selasa (18/6/2019).
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, bagi negara-negara dengan perekonomian yang lebih terbuka dan bergantung pada perdagangan global, dampak negatif dari pelemahan permintaan eksternal dapat menjadi semakin nyata.
"Namun, sebagian besar negara-negara ASEAN+3 telah berupaya keras untuk memperkuat fundamental ekonomi masing-masing. Sebagian besar juga masih berada pada pertengahan siklus bisnis, di mana pertumbuhan ekonomi mendekati tren jangka panjang dengan output gap mendekati nol dan inflasi dalam kisaran target kebijakan atau tren jangka panjang," ujarnya.
Meskipun ruang kebijakan menyempit di sebagian besar negara kawasan, dia menyebutkan otoritas masih dapat memanfaatkan berbagai opsi kebijakan dan akumulasi buffer yang tersedia untuk memitigasi risiko dan mengelola ketidakpastian akibat saling keterkaitan ekonomi makro.
"AMRO memperkirakan kawasan ASEAN+3 akan tumbuh hanya sedikit lebih lambat pada 2019-2020 dibandingkan 2018, namun dengan tingkat ketidakpastian yang Ieblh tinggi. Meskipun melemah prospek pertumbuhan di kawasan tetap solid," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tumbuh 5,1 Persen
Ekonomi kawasan diproyeksikan tumbuh sebesar 5,1 persen pada 2019-2020 (lebih rendah dibandingkan 5,3 persen proteksionisme perdagangan yang lelah diimplementasikan sejauh ini Inflasi dlperkirakan stabil di kisaran 2,0 persen relatif dibandingkan 2018.
"AMRO merevisi ke atas perkiraan pertumbuhan Tiongkok dari 62 persen meniadi 63 persen pada 2019 dan 6,2 persen pada 2020. Pertumbuhan ekonomi Jepang diperkirakan tetap di 0,6 persen pada tahun fiskal 2019 dan tumbuh moderat menjadi 0,5 persen pada tahun fiskal 2020. Kawasan ASEAN diperkirakan dapat mempertahankan pertumbuhan di 5,1 persen pada 2019, dan sedikit meningkat menjadi 52 persen pada 2020," ujarnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement