Toyota Kijang Tua Terlahir Kembali Sebagai Mobil Listrik

Mobil listrik dipercaya sebagai teknologi yang akan membawa perubahan besar di dunia otomotif. Dengan adanya mobil listrik, harapannya akan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jun 2019, 18:00 WIB
Konversi Kijang Lisrik. Dok: lipi.go.id

Liputan6.com, Jakarta - Mobil listrik dipercaya sebagai teknologi yang akan membawa perubahan besar di dunia otomotif. Dengan adanya mobil listrik, harapannya akan mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. 

Ternyata, teknologi mobil listrik pun bisa diadopsi oleh mobil jadul. Contohnya Toyota Kijang lansiran 1990-an ini telah terlahir kembali sebagai mobil listrik. Toyota Kijang ini merupakan hasil konversi yang dilakukan oleh para peneliti di LIPI.

 

 
Seperti diberitakan kanal Tekno Liputan6.com, berdasarkan informasi yang dikutip dari situs web LIPI, Selasa (18/6/2019), mobil ini diubah menjadi mobil listrik dan berpotensi menggantikan mesin penggerak kendaraan yang menggunakan BBM.

Spesifikasi mobil Kijang ini berbeda dengan spesifikasi dari bawaan mobil sebelumnya. Terdapat perubahan-perubahan agar mobil ini berhasil menjadi mobil listrik.

Perubahan tersebut di antaranya tegangan yang digunakan sebesar 96 volt dan mempunyai tiga fase induksi motor.

Tenaga yang dihasilkan mobil listrik ini sebesar yaitu 51 Tk, dimana maksimal kecepatannya 6.500 rpm dengan torsi 156 nm dan kontrol sebesar 96 volt/550 ampere.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kelebihan Kijang Listrik

Konversi Kijang Lisrik. Dok: lipi.go.id

Mobil ini memerlukan charger atau sistem pengisian dengan menggunakan tegangan 96 volt/25 ampere dengan kemampuan 120 km/jam dan untuk jarak tempuh sekali pengisian baterai yaitu sebesar 75 km.

Bukan hanya spesifikasinya yang diubah, mobil lisrik ini mempunyai keunggulan yang memberikan dampak positif bagi lingkungan serta penggunaanya.

Beberapa di antaranya ramah lingkungan dan efisiensi penggunaan energi dua kali lebih efisien dibandingkan dengan kendaraan berbasis bahan bakar (mesin konvensional), serta menurunkan biaya perawatan dan operasional.

(Linda Fahira Putri/Isk) 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya