Liputan6.com, Jakarta - Mantan Presiden UEFA, Michel Platini ditahan, Selasa (18/6) pagi di Nanterre, sebelah Barat pinggiran kota Paris, Prancis. Platini diduga terlibat korupsi dan suap dalam pemberian status tuan rumah Piala Dunia 2022 kepada Qatar.
Michel Platini, yang juga mantan bintang timnas Prancis, menjabat sebagai presiden UEFA sejak 2007 hingga 2015. Dia kemudian dikenakan sanksi skors oleh Komisi Etik FIFA lantaran beberapa pelaggaran etika.
Baca Juga
Advertisement
Penyelidikan terhadap pemberian status tuan rumah Piala Dunia 2022 untuk Qatar sendiri sedang digelar oleh Divisi Anti-Corruption Office of the Judicial Police (OCLCIFF).
Penunjukan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 pada 2010 memang banyak menimbulkan kontroversi.
Selain Michel Platini, dilaporkan juga Claude Gueant, penasihat mantan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy harus menjalani interogasi intensif. Namun, dia tidak ditangkap.
Pertama Kali
Bagi Platini, 63 tahun ini pertama kalinya dia tersangkut skandal korupsi. Bahkan, tahun lalu, dia sempat menuduh bahwa final Piala Dunia 1998 di Prancis yang mempertemukan Prancis vs Brasil adalah rekayasa.
"Prancis vs Brasil adalah final impian semua orang," ujar Platini ketika itu kepada Radio France Bleu Sport. "Kami tidak menghabiskan enam tahun menyiapkan Piala Dunia tanpa membuat sedikit tipuan."
Advertisement
Bintang Prancis
Karier Platini sendiri di industri sepak bola dunia berawal dari lapangn hijau. Pada dekade 1970-1980-an, Platini adalah bintang timnas Prancis.
Prestasi terbaik Platini bersama Prancis adalah saat menjuarai Piala Erop 1984.
Sementara di level klub, dia pernah membawa klub Italia, Juventus juara Liga Champions musim1983/84 usai di final mengalahkan Liverpool, yang kemudian terkenal dengan Tragedi Heysel.