Anies Baswedan Bersyukur Jakarta Peringkat 7 Kota dari Termacet di Dunia

Anies Baswedan pun menyebut sejumlah penyebab penurunan peringkat dalam survei kota termacet di dunia ini.

oleh Ratu Annisaa Suryasumirat diperbarui 18 Jun 2019, 16:24 WIB
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di sekitar lokasi pengalihan arus lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta, Jumat (14/6/2019). Pengalihan arus dilakukan di sejumlah titik menuju Gedung Mahkamah Konstitusi terkait sidang perdana sengketa Pilpres 2019. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bersyukur Jakarta turun tiga peringkat sebagai kota termacet di dunia. Berdasar survei TomTom Traffic Index periode 2018, Jakarta berada di peringkat tujuh kota termacet di dunia.

Pada 2017 angka kemacetan Jakarta mencapai 61 persen dan berada di peringkat empat di dunia.  

"Alhamdulillah Jakarta mengalami peningkatan yang lebih baik, dan kita di indeks itu 53 persen. Saya perlu sampaikan beberapa hal yang membantu, ini pertama adalah soal integrasi transportasi karena orang menggunakan kendaraan publik bila transportasi terintegrasi," ujar Anies di Balai Kota Jakarta, Selasa (18/6/2019).

Menurut dia, sekarang ini, masyarakat banyak meninggalkan kendaraan pribadinya karena transportasi publik mulai terintegrasi. Kemudian, pembukaan rute-rute baru layanan Transjakarta juga dinilainya menjadi penyebab berkurangnya kemacetan.

Apalagi, pihaknya juga sudah menugaskan agar Transjakarta bisa langsung tersambung ke transportasi publik lainnya seperti kereta api dan MRT.

"Lalu beroperasinya beberapa flyover dan underpass membantu mengurangi kemacetan. Dan kemudian pendesainan baru di dalam jalan protokol itu ikut membantu," tutur Anies Baswedan.

"Jadi itu adalah sebagian hal-hal yang kita pandang nanti akan kita teruskan ke depan supaya bisa mengurangi kemacetan," lanjut dia.

 


Terus Turun

Kendaraan melintas di KM 28 Tol Jakarta - Cikampek, Jawa Barat, Kamis (30/5/2019). Contraflow yang diberlakukan lebih awal dari jadwal diharapkan dapat mencairkan kepadatan Jalan Tol Cikampek terutama menjelang titik-titik rest area kilometer 33, 39, 50 dan 57. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Anies berharap, prestasi ini dapat mendorong Jakarta menjadi semakin gigih untuk menurunkan angka kemacetannya. Progres positif yang ada dipandangnya sebagai hal yang harus terus dilanjutkan.

"Mudah-mudahan tahun ini lebih tinggi (angka penurunan kemacetan) karena angka ini (survei TomTom) tahun 2018 sebelum ada MRT. Mudah-mudahan dengan ada MRT di tahun ini bisa lebih baik lagi," ucap Anies.

Sebelumnya, dilansir dari laman resmi TomTom Traffic Index, Senin 17 Juni 2019, penurunan sebanyak delapan persen menjadi angka yang sangat besar dibandingkan kota-kota lainnya. Pada 2017 angka kemacetan Jakarta mencapai 61 persen dan kini turun menjadi 53 persen. 

Kota yang memiliki tingkat kemacetan terparah di dunia diduduki Mumbai, India dengan 65 persen. Disusul dengan Kota Bogota, Colombia di peringkat kedua sebesar 63 persen, dan Kota Lima, Peru di peringkat ketiga dengan tingkat kemacetan 58 persen.

Selanjutnya, New Delhi, India berada pada posisi keempat dengan tingkat kemacetan 58 persen. Kemudian Moscow region, Russia di posisi lima sebesar 56 persen, dan Istanbul, Turkey sebesar 53 persen di peringkat enam. Peringkat ini berdasarkan data yang diambil dari 403 kota dengan 56 negara berbeda. 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya