Mandiri Pertemukan 9 Startup Fintech dengan 50 Calon Investor

Mandiri DigIn digelar sebagai ajang penjaringan startup digital potensial untuk dibina agar dapat mengoptimalkan potensi.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Jun 2019, 18:40 WIB
Program Mandiri Digital Incubator (Mandiri DigIn).

Liputan6.com, Jakarta - Melalui program pendampingan Mandiri Digital Incubator (Mandiri DigIn), Mandiri Capital Indonesia (MCI) membina 11 startup Teknologi Finansial (tekfin) atau financial technology (fintech) dengan latar belakang yang beraneka ragam meliputi personal financial management, remittance, payment, dan lainnya.

Sebanyak 9 dari 11 startup tersebut hari ini diberi kesempatan untuk memaparkan keunggulannya di hadapan lebih dari 50 calon investor potensial dalam acara Startup Demo Day 2019.

Direktur Utama Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro mengatakan, Mandiri DigIn digelar sebagai ajang penjaringan startup digital potensial untuk dibina agar dapat mengoptimalkan potensi dan peluang yang dimiliki masing-masing peserta.

Salah satu caranya adalah dengan menghadirkan mentor-mentor berkompeten serta didukung oleh program pembinaan yang komprehensif dan inovatif menyesuaikan perkembangan dunia teknologi.

“Hadir sebagai katalisator inovasi Mandiri Group, program inkubator kali ini juga merupakan hal baru bagi kita (MCI) mengingat pada batch kedua ini kami juga menghadirkan synergy week, yang mempertemukan para startup dengan Mandiri Group," kata Eddy, dalam cara Startup Demo Day, di Jakarta, Selasa (18/6/2019).

Adapun 9 Startup tersebut diantaranya adalah Aiqqon, Akun.biz, Asaterra, Halofina, Infishta,Jari, Kazee, Kecilin, dan Zendmoney.

Masing-masing startup diberi kesempatan memaparkan visi misi serta keunggulan masing-masing dalam waktu cukup singkat yaitu 5 menit.

Eddy mengatakan tujuan lain dari acara tersebut adalah untuk menganalisa peluang sinergi yang bisa dilakukan.

"Tentunya masih banyak pengembangan yang akan dilakukan sehingga kami berharap inkubator ini dapat menjadi platform atau sarana bagi Mandiri Group untuk terus berinovasi dan bereksperimen dalam menghadirkan solusi dan fitur keuangan terbaru yang akan mempermudah nasabah Mandiri Group,” ujarnya.

Mengusung tujuan awal untuk dapat menghadirkan inovasi dan digital solution ke dalam Mandiri Group dan untuk membangun ekosistem digital di Indonesia, maka dengan berakhirnya keseluruhan rangkaian program inkubator yang ditutup dengan adanya Mandiri Digital Incubator Demo Day 2019.

MCI berharap seluruh peserta yang telah mengikuti program pembinaan ini dapat menerapkan dan mengembangkan hasil pembinaan yang telah diterima.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Industri Perbankan Siap

Ilustrasi fintech. Dok: sbs.ox.ac.uk

Sementara VP Digital Banking Bank Mandiri, BD Budi Prasetyo mengatakan, sektor perbankan sendiri telah siap memanfaatkan inovasi keuangan yang ditawarkan oleh startup tekfin sehingga nasabah dapat menikmati layanan perbankan secara lintas platform.

Saat ini, misalnya, Bank Mandiri telah mengadopsi teknologi Application Programming Interface (API) yang memungkinkan proses top up uang elektronik Mandiri e-money dapat dilakukan via platform e commerce, di samping platform konvensional yang sudah ada, yakni via ATM dan mobile banking.

"Dengan adanya inovasi digital ini, kita bisa berharap terciptanya efisiensi. Namun tentu saja inovasi ini harus bisa terukur risikonya, " katanya.

Dalam kesempatan serupa, Pendiri dan CEO salah satu startup yaitu PrivyID, Marshall Pribadi mengungkapkan, pihaknya telah mengalami perkembangan bisnis yang relatif pesat sejak didirikan pada 2016 lalu.

Saat ini, PrivyID dikenal sebagai salah satu pionir dalam industri regulatory tech di Indonesia dan penyelenggara sertifikasi tanda tangan elektronik pertama yang diakui oleh Kementerian Kominfo.

Hingga saat ini, PrivyID telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 177 korporasi dan startup, serta telah memiliki pengguna sebanyak 3.9 juta orang, dengan jumlah pengguna individu yang bertambah sekitar 15 ribu pengguna baru setiap harinya. Bahkan pendapatan PrivyID dari tahun ke tahun meningkat sekitar 250 persen.

"Terkait keamanan data pengguna, kini kami sudah terjamin secara regulasi hukum berdasarkan pada UU ITE, PP No.82, SE OJK 18 Tahun 2017, serta memiliki sertifikat ISO 27001 yang menjamin keamanan informasi. Kami pun telah bekerja sama dan terhubung langsung dengan Ditjen Dukcapil. Sistem kami juga secara reguler diaudit oleh KOMINFO," ujarnya.

Dalam pengamanan sistem, PrivyID juga dibantu oleh Badan Sandi dan Siber Negara.

"Untuk semakin menjamin keamanan data pengguna PrivyID," tutupnya.

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya