Liputan6.com, Konawe Utara - Bencana banjir Konawe Utara menyisakan duka dan kerugian materi bagi 370 kepala keluarga pada enam kecamatan yang terendam banjir. Paling parah terjadi di desa Tapuwatu, Kecamatan Asera.
Di Tapuwatu, sebanyak 75 unit rumah warga hanyut terseret arus banjir. Akibatnya, hanya tersisa 5 unit rumah warga yang masih berdiri.
Satu dari rumah tersisa, sudah dalam kondisi miring. Selain itu, hingga saat ini Tapuwatu masih digenangi lumpur bekas rendaman banjir.
Baca Juga
Advertisement
Bupati Konawe Utara, Ruksamin menyatakan, 75 rumah terseret derasnya arus banjir Konawe Utara hingga ke sungai. Beberapa diantaranya, roboh dan tak bisa diperbaiki lagi.
"Hampir semua rumah bergeser jauh dari tempatnya di wilayah Tapuwatu. Kami akan melakukan perbaikan secepatnya," kata Ruksamin, Senin (17/6/2019).
Dia melanjutkan, wilayah ini menjadi salah satu lokasi dengan arus banjir paling deras. Sehingga, sempat terisolir selama bebarapa hari.
"Sekarang sudah aman, tinggal sedikit genangan lumpur. Kami akan bangun secepatnya," katanya.
Direktur Polairud Polda Sultra, Kombes Andi Anugrah mengatakan, pihaknya sudah berupaya menerobos daerah terisolir.
Satu unit kapal polisi, KP Tekukur 5110 bantuan dari Mabes Polri sudah sudah dikerahkan membawa 25 ton logistik.
"Sejauh ini, jalur darat masih agak sulit diakses di tiga kecamatan yang terendam banjir Konawe Utara, Wiwirano, Landawe dan Langgikima. Namun, drop logostik sudah kami selesaikan di wilayah ini," ujar Andi Anugrah.
Warga Akan Tinggal di Huntara
Warga korban banjir Konawe Utara akan menempati hunian sementara (huntara) yang akan dibangun Pemda Konut. Pemda terus melakukan pendataan terhadap warga yang mengalami kerusakan paling parah.
Dia memastikan, sebelum tanggal 30 Juni sebanyak 370 orang warga yang rumahnya hilang terseret arus akan masuk dalam daftar yang akan diberikan rumah sementara. Setelah itu, mereka akan dibangunkan rumah oleh Pemda.
"Kami sudah data, sejauh ini masih ada 8.516 orang warga yang menjadi pengungsi yang bertahan di tenda darurat. Namun, pemerintah pusat siap membantu warga Konut," ujar Ruksamin.
Dia juga mengatakan, rumah sementara yang akan dibangun berdasarkan aturan. Ada yang berbentuk barak dan terpisah.
Ruksamin melanjutkan, masih melarang korban banjir untuk menempati rumah mereka. Sebab, kondisi cuaca yang masih belum bisa diprediksi.
"Kalau hanya sekedar bersih-bersih silahkan," ujarnya.
Dia juga memastikan,warga yang rumahnya hilang diminta untuk tetap tinggal di pengungsian hingga ada rumah sementara. Jika tidak, pemerintah tidak kesulitan melakukan pendataan.
"Akibatnya, warga korban banjir Konawe Utara tak akan terdata. itu akan menyulitkan kami memastikan jumlah penerima bantuan," katanya.
Advertisement
SAR Kendari Kirim 80 Ton Logistik
Kantor SAR Kendari mengirimkan bantuan 80 ton logistik untuk korban banjir Konawe Utara, Senin (17/6/2019). Pengiriman melakukan Kapal Negara (KN) SAR Pacitan milik SAR.
Kepala Kantor SAR Kendari, Djunaidi mengatakan, Pengiriman via jalur laut dilakukan karena sulitnya akses melalui jalur darat. Melalui kapala laut, bisa mempersingkat waktu pengiriman bantuan dan langsung menembus daerah terisolir.
"Melalui jalur laut, sejumlah mobil pengangkut di pelabuhan Konawe Utara sudah menunggu untuk membawa logistik ke para korban," ujar Kepala Kantor SAR Kendari, Djunaidi.
KN Pacitan berangkat dari Dermaga SAR di Kesilampe, Kecamatan Kendari. Tiga jam melalui jalur laut, KN Pacitan merapat di Pelabuhan Molawe, Kecamatan Molawe.
Kepala Kantor SAR Kendari Djunaidi mengatakan, 80 ton bantuan logistik ke Konawe Utara, di antaranya 58 ton beras dari Badan Umum Logistik (Bulog). Sisanya, 30 ton merupakan logistik campuran, berupa makanan siap saji dan kebutuhan siap pakai untuk masyarakat terdampak banjir.
Saat logistik tiba di Molawe, puluhan anggota Brimob yang dipimpin langsung Komandan Satuan Brimob Polda Sultra, Kombes Pol Joni Afrizal Arifudin bersama belasan anggota TNI sudah menunggu.
Ratusan karung beras kemudian diangkut ke sejumlah lokasi bencana banjir.
Saksikan video pilihan berikut ini: