Tekan Emisi Karbon, HM Sampoerna Kurangi Penggunaan Truk

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) terus berupaya mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan produksi yang dilakukan.

oleh Septian Deny diperbarui 19 Jun 2019, 12:10 WIB
Aktivitas di pabrik sigaret kretek tangan (SKT) PT HM Sampoerna Tbk di Surabaya, Kamis (19/5). HMSP mendapat rekor MURI dengan kecelakaan kerja nihil selama 20 tahun (1996-2006). (AFP Photo/Juni Kriswanto)

Liputan6.com, Jakarta - PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) terus berupaya mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan produksi yang dilakukan. Salah satunya dengan mengurangi penggunaan truk untuk kebutuhan logistik.

Head of Stakeholders Regional Relations & CSR Sampoerna, Ervin Laurence Pakpahan mengatakan, Sampoerna telah mengembangkan peta jalan global terkait armada kendaraan yang berkelanjutan. Hal ini untuk mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan dari operasi dan rantai pasokannya.

Pada 2018, penggunaan angkutan truk turun 11 persen. Sebagai gantinya, Sampoerna menggunakan angkutan kapal laut, naik tujuh persen, dan kereta api, naik empat persen. Dengan demikian, Sampoerna berhasil mengurangi produksi karbon sebesar 8,9 persen.

"Kami akan terus melanjutkan inisiatif ini, dan di saat yang bersamaan, berupaya mencari peluang-peluang baru untuk lebih mengurangi jejak karbon aktivitas usaha kami," ujar dia di Jakarta, Rabu (19/6/2019).

Ervin mengungkapkan, Sampoerna terbuka akan peluang kerja sama dengan berbagai institusi dalam upaya mengurangi jejak karbon usahanya. Sebab, selama ini Sampoerna memiliki perhatian khusus terhadap upaya berkelanjutan dan energi berkelanjutan yang ramah lingkungan.

"Mengurangi jejak karbon di lingkungan adalah salah satu pilar strategi berkelanjutan Sampoerna. Manajemen lingkungan yang efektif pada mata rantai usaha melampaui apa yang digariskan oleh aturan dan perundang-undangan," kata dia.

Atas upaya tersebut, produsen rokok tersebut juga mendapatkan penghargaan Asia Responsible Enterprise Award 2019 untuk kategori Green Leadership Award di Taipei, Taiwan. Penghargaan ini diberikan oleh Enterprise Asia atas upaya HM Sampoerna yang dinilai berhasil mengurangi jejak karbon dalam menjalankan usahanya.

Enterprise Asia sendiri merupakan sebuah lembaga swadaya masyarakat internasional yang berfokus pada bidang kewirausahaan yang bertanggung jawab.

Sampoerna keluar sebagai pemenang di antara sekitar 200 peserta yang berasal dari 16 negara di Asia, termasuk Singapura, Malaysia, Taiwan, Tiongkok, Filipina, dan Taiwan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


HM Sampoerna Ajak Masyarakat Mulai Bangun Usaha

Produk-produk UMKM dari pelaku usaha Kota Tangerang.

Sebelumnya, PT HM Sampoerna Tbk bersama Yayasan Bhakti Asdiraa menggelar pelatihan dan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kepada masyarakat. Ada pelatihan ini diharapkan mampu membuat masyarakat berani untuk memulai usaha sendiri.

Progran Manajer Yayasan Bhakti Asdiraa, Edwin Tito mengatakan, program ini diikuti oleh ‎sebanyak 250 peserta di kawasan Rumah Susun (Rusun) Pulogebang, Jakarta, serta Desa Sukaluyu dan Desa Puseurjaya, Telukjambe, Karawang, Jawa Barat. 

Meskipun sempat takut untuk memulai usaha, lanjut dia, namun semakin lama antusiasme warga mengikuti program pemberdayaan UMKM semakin tinggi. 

"Mereka yang semula takut-takut untuk berwirausaha, saat ini telah memiliki produk-produk yang siap dipasarkan. Mereka meminta kami untuk memberikan pelatihan lanjutan terkait pemasaran dan inovasi produk," ujar dia di Jakarta, Rabu, 12 Desember 2018.

Edwin menjelaskan, program pemberdayaan UMKM Bhakti Asdiraa merupakan kegiatan sosial yang mendapat dukungan penuh dari PT HM Sampoerna Tbk melalui payung program Sampoerna Untuk Indonesia. Sementara para pesertanya merupakan warga setempat yang telah mempunyai usaha kecil maupun yang baru akan memulai usaha.‎

"Mereka mendapatkan berbagai materi pelatihan kewirausahaan agar dapat mengembangkan usahanya, seperti bagaimana menemukan ide usaha berdasarkan kebutuhan dan keinginan manusia, memahami segmentasi pasar, praktek memproduksi produk atau jasa, mengemas produk, menghitung anggaran, sampai memasarkan produk di jejaring sosial, dan sebagainya” ujar Edwin.

 


Mayoritas Peserta Program Ibu Rumah Tangga

Salah satu hasil produk UKM Kota Tangerang, Banten. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Dia menambahkan, program pemberdayaan UMKM yang diadakan melalui Yayasan Bhakti Asdiraa menekankan pada kemandirian, membangun kepercayaan diri, dan kemampuan berinovasi.

"Kami tidak memberikan modal. Kami hanya membangun kepercayaan diri para pengusaha mikro rumahan agar bisa bertahan, berinovasi, dan memberikan nilai tambah bagi kebutuhan rumah tangga," tutur dia.

‎Sementara itu, Head of Stakeholders Regional Relation dan CSR PT HM Sampoerna, Ervin L Pakpahan mengatakan, pelatihan UMKM yang diadakan melalui Yayasan Bhakti Asdiraa merupakan bentuk komitmen nyata perusahaan untuk turut berkontribusi dalam mewujudkan ekonomi kerakyatan sesuai program pemerintah. 

"Mayoritas peserta program adalah ibu rumah tangga yang merupakan pengusaha kecil rumahan, seperti pedagang kios, pembuat kue basah, semi modern dan modern, perajin makanan ringan, penyedia jasa mencuci dan setrika," kata dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya