Simak Pembagian Zona dan Maktab Jemaah Haji 2019

Tiap embarkasi sudah dapat mensosialisasikan pembagian zonasi maupun maktab yang telah disusun ke jemaah haji.

oleh Nurmayanti diperbarui 19 Jun 2019, 15:00 WIB
Jemaah haji Indonesia.(www.kemenag.go.id)

Liputan6.com, Jakarta Para calon jemaah haji 2019 kini sudah bisa mengetahui zonasi yang menjadi lokasinya tinggal selama di Tanah Suci. Kasubdit Akomodasi Kementerian Agaman (Kemenag) Rudi Nurudin menyampaikan tiap embarkasi sudah dapat mensosialisasikan pembagian zonasi maupun maktab yang telah disusun.

“Jadi sekarang, sejak di tanah air, sudah dapat disosialisasikan jemaah dari embarkasi apa akan berada di zona mana ketika di Makkah, dan mereka akan ditempatkan di maktab berapa ketika berada di Arafah dan Mina,” ujar dia seperti mengutip laman Kemenag.go.id, Rabu (19/6/2019).

Adapun penempatan jemaah haji masing-masing Embarkasi berdasarkan area yang terbagi dalam tujuh zonasi sebagai berikut:

1. Zona Syisyah, akan ditempati oleh jemaah asal:

- Embarkasi Aceh (BTJ) akan menempati maktab 13-16,18, dan 50 di Arafah dan Mina

- Embarkasi Medan (MES) akan menempati maktab 01-07 di Arafah dan Mina

- Embarkasi Batam (BTH) akan menempati maktab 01-08 di Arafah dan Mina

- Embarkasi Padang (PDG) akan menempati maktab 10-13, 15, dan 20 di Arafah dan Mina

- Embarkasi Ujung Pandang (UPG) akan menempati maktab 11, 13,14,16,17,18,20-24,29 dan 34 di Arafah dan Mina

2. Zona Raudhah akan ditempati oleh jemaah asal:

- Embarkasi Palembang (PLM) akan menempati maktab 50, 53-38 di Arafah dan Mina

- Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) akan menempati zona Syisyah dan Raudhah di Makkah serta maktab 08, 09, 21-34, dan 53-56 di Arafah dan Mina

3. Zona Misfalah akan ditempati jemaah asal:

Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS) akan menempati maktab 35-38, 43-52, 56,57, 61-76 di Arafah dan Mina

4. Zona Jarwal akan ditempati jemaah asal

Embarkasi Solo (SOC) akan menempati maktab 39-42, 58-70, dan 74-75 di Arafah dan Mina

5. Zona Mahbas Jin akan ditempati jemaah asal

Embarkasi Surabaya (SUB)akan menempati maktab 12, 15, 21, 25-38, 42-47, dan 49-52 di Arafah dan Mina

6. Zona Rei Bakhsy akan ditempati jemaah asal:

Embarkasi Banjarmasin (BDJ) akan menempati maktab 50,51,70, 71, 74, dan 76 di Arafah dan Mina

Embarkasi Balikpapan (BPN) akan menempati maktab 39-41 dan 60 di Arafah dan Mina

7. Zona Aziziah akan ditempati jemaah asal, Embarkasi Lombok (LOP) akan menempati maktab 08-11 di Arafah dan Mina.


Jemaah Haji Bisa Nikmati Tiga Kali Menu Khas Daerah Tiap Pekan

Jemaah haji Indonesia akan terima paket makanan katering jika kembali ke Tanah Air lewat Bandara King Abdul Aziz. (www.haji.kemenag.go.id)

Ada hal berbeda pada tahun ini bagi jemaah haji Indonesia di Tanah Suci. Nantinya, para jemaah haji akan mendapatkan menu khas daerah, sebanyak tiga kali dalam satu pekan. Rencananya menu tersebut akan diberikan pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu.

Meski demikian, penyediaan Upaya ini dilakukan dengan tetap memperhitungkan ketersediaan bahan baku di Arab Saudi. “Ini menyesuaikan dengan kebijakan akomodasi penempatan jemaah yang menggunakan sistem zonasi,” ujar Kasubdit Katering Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Abdullah seperti dikutip, Rabu (19/6/2019).

Makanan dengan menu zonasi ini berisi menu-menu khas dari masing-masing daerah. Misalnya, rawon bagi jemaah dari embarkasi Surabaya, soto betawi untuk jemaah embarkasi Jakarta, hingga pindang ikan patin untuk jemaah dari Sumatera.

“Meskipun mungkin belum sempurna, kami mengupayakan cita rasa makanan dapat mendekati rasa makanan yang ada di Indonesia,” kata Abdullah.

Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan kepada penyedia katering di tiga daerah kerja.

"Kita akan latih para juru masak di tiga daerah kerja sehingga dapat menyajikan makanan yang kami harap mendekati cita rasa masakan Indonesia," ujar Abdullah.

Khusus di Makkah, Abdullah menyampaikan para penyedia katering pun telah berkomitmen akan menyajikan menu tambahan bubur kacang hijau setiap usai sholat Jumat.

"Jadi bagi jemaah yang misalnya tinggal di Makkah selama 20 hari, maka paling tidak, ia minimal dapat menikmati bubur kacang hijau sebanyak dua kali," ujarnya.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis sebelumnya mengungkapkan selain penyajian menu zonasi, penyusunan menu makanan jemaah haji juga memperhatikan masukan jemaah haji. Salah satunya penerapan rumus 2,3,4, dan 5.

Ini adalah rumus khusus yang digunakan untuk menyusun menu bagi jemaah haji setiap minggunya. Yaitu, dua kali menu telur, tiga kali menu daging, empat kali menu ayam, dan lima kali menu ikan.

Rumusan ini menurut Sri Ilham dielaborasi berdasarkan masukan jemaah pada survei indeks kepuasan haji yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun lalu.

“Rumusan 2, 3,4, dan 5 pada penyusunan menu katering, adalah hasil masukan jemaah pada survei indeks kepuasan di tahun lalu,” ujar Sri Ilham.

Rekomendasi ini menurut Sri Ilham, karena banyaknya jemaah haji Indonesia yang telah tergolong lansia yang memilih mengurangi menu daging.

“Karena saat survei tahun lalu, jemaah minta kita memperbanyak menu ikan dan mengurangi menu daging,” kata Sri Ilham.

Tonton Video Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya