Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) baru saja merampungkan pemabangunan Bandara Internasional Oecusse, Timor Leste. Bandara ini pun diresmikan oleh Presiden Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) Francisco Guterres dan Mari Alkatiri, selaku President of the Authority for Special Administrative Region of Oé-Cusse (RAEOA / Zeesm), di Oecusse, Timor Leste, Selasa (18/6/2019).
Hal ini tentunya menjadi prestasi baru bagi WIKA di mancanegara. Peresmian ini dihadiri oleh Presiden Timor Leste Arão Noé de jesus da Costa, Duta Besar Indonesia Duta Besar RI untuk Timor Leste, Sahat Sitorus, GubernurProvinsi Nusa Tenggara Timur, Viktor Laiskodat, Direktur Utama WIKA Tumiyana, Direktur Operasi III Destiawan Soewardjono, Direktur Quality, Health, Safety, and Environment (QHSE) Danu Prijambodo beserta jajaran pemerintahan RDTL dan masyarakat setempat.
Presiden RDTL begitu mengapresiasi kinerja WIKA dalam pembangunan infrastruktur dan penunjangnya di Timor Leste. Ia juga menganggap WIKA sebagai BUMN Indonesia yang telah berperan besar dalam hubungan Timor Leste dan Indonesia baik dalam pembangunan Oecusse maupun negara Timor Leste. Kesuksesan dalam pengembangan Oecusse nantinya akan diterapkan juga di distrik-distrik lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Direktur Utama WIKA Tumiyana mengatakan Bandara Oecusse merupakan bandara pertama yang telah sukses dibangun oleh WIKA di luar negeri.
“Proyek ini menjadi bukti kapabilitas kami dari segi engineering, penguasaan teknologi, proyek manajemen serta memperoleh wawasan baru yang merupakan hasil interaksi dengan pihak-pihak berkepentingan yang berasal dari negara lain,” ungkap Tumiyana.
Dengan nilai kontrak mencapai USD 119 juta atau Rp 1,69 triliun (Kurs USD 1 = Rp 14.275), proyek ini terdiri dari pembangunan fasilitas landside dan airside seperti Tower Air Traffic Control (ATC), terminal building, quarrantine, fuel depot, Distance Measuring Equiment (DME), VHF Omnidirectional Range (VOR), runway, taxiway, apron, airfit lighting, hingga fasilitas bandara lainnya.
Tidak hanya itu saja, WIKA juga turut melakukan pembuatan runway baru sepanjang 2,5 kilometer (km), pelebaran dan perluasan wilayah bandara agar bisa dijadikan bandara komersial, pemutakhiran sistem radar dan navigasi serta pemutakhiran sistem dan standar safety bandara internasional.
Pembangunan bandara ini melibatkan lebih dari 500 tenaga kerja gabungan Indonesia dan Timor Leste sejak 2015 hingga 2018. Sebagian besar material yang ada berasal dari Indonesia seperti semen, besi beton, material arsitektur, dan garbarata, termasuk material baja konstruksi yang difabrikasi oleh entitas anak Perseroan, WIKA Industri & Konstruksi. Namun, beberapa peralatan yang belum tersedia di Indonesia didatangkan oleh WIKA dari beberapa negara lain seperti Amerika, Tiongkok, Austria, Australia.
Timor Leste, Salah Satu Market Strategis WIKA
Tak hanya membangun infrastruktur kebandaraan dan penunjangnya di Distrik Oe-cusse, WIKA juga turut membangun Comoro Bridges 1 & 2, Natarbora Bridges, dan Batugade-Maliana Road. Selain itu, WIKA juga menunjukkan keahliannya membangun sarana dan prasarana terkait bidang energi. Untuk menambah pasokan energi listrik di Bumi Loro Sae, WIKA sudah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Hera di bagian utara negara tersebut, sekitar 30 km dari Dili, ibukota Timor Leste serta serta PLTD Betano di wilayah selatan.
Dalam pengembangan bisnis luar negeri ke depan, WIKA optimistis mampu menyiapkan tim yang handal dan siap diterjunkan sebagai Duta Bangsa. Untuk itu mereka akan melakukan penyelesia yang lebih baik untuk memilih tim karena setiap anggotanya harus memiliki sifat disiplin dan mental yang kuat.
“Kami optimis WIKA dengan para engineers yang muda-muda ini memiliki kompetensi dengan standar internasional dan siap secara mental, mampu menjaga kesolidan tim dan saling memotivasi selama bekerja di luar negeri agar mampu menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik,” pungkas Tumiyana.
Advertisement