Liputan6.com, New York - Pelapor khusus untuk kantor hak asasi manusia PBB mengumumkan bahwa Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), terlibat dan harus diselidiki atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
"Ada bukti yang dapat dipercaya bahwa Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan pejabat tinggi lainnya secara individual bertanggung jawab atas pembunuhan Jamal Khashoggi," bunyi laporan Pelapor Khusus Eksekusi Ekstrayudisial Kantor HAM PBB, Agnes Callamard.
Baca Juga
Advertisement
Pernyataan Callamard merupakan sejumput dari hasil kesimpulan penyelidikan selama beberapa bulan yang dilakukan oleh entitas independen dan imparsial. Laporannya dirilis pada Rabu 19 Juni 2019 di Markas Besar PBB di New York, Al Jazeera melaporkan (19/6/2019).
Callamard mengatakan pembunuhan Jamal Khashoggi "merupakan pembunuhan di luar hukum (ekstrayudisial) yang menjadi tanggung jawab Negara Kerajaan Arab Saudi."
Ia juga mengonfirmasi laporan yang selama ini beredar, mengatakan bahwa "Khashoggi dibantai dengan brutal" di dalam Konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018.
Namun, sejak November, Saudi telah mempertahankan narasi bahwa pembunuhan Khashoggi merupakan "buntut dari operasi penggerebekan terhadap Khashoggi yang dilakukan sekelompok tim jahat namun berjalan keliru."
Belasan orang telah didakwa, dengan lima tersangka mengakui pembunuhan, kata deputi jaksa agung Saudi.
"Namun, Putra Mahkota tidak tahu-menahu tentang itu," lanjut deputi jaksa. Kejaksaan Saudi juga dikabarkan meloloskan beberapa pejabat tinggi Saudi dan orang dekat putra mahkota dari jerat hukum terkait pembunuhan Khashoggi --salah satunya Saud al-Qahtani.
Hingga berita ini turun, belum ada reaksi terbaru dari Riyadh yang telah menerima salinan hasil penyelidikan Callamard lebih awal dari pengumumannya.
Dan, belum jelas pula langkah apa yang akan dilakukan oleh PBB maupun negara lain yang telah menaruh perhatian pada kasus pembunuhan Jamal Khashoggi selepas pengumuman hasil penyelidikan Callamard.
Simak video pilihan berikut:
Tuduhan Negara Lain
Badan intelijen Amerika Serikat (CIA) dikabarkan melaporkan bahwa pembunuhan itu kemungkinan diperintahkan oleh Pangeran Mohammed bin Salman, penguasa de facto dan pewaris takhta Kerajaan Arab Saudi.
Pihak berwenang Saudi membantah keras tuduhan itu, dan dalam percakapan pribadi dengan para pejabat Barat, mereka malah mengkritik pihak berwenang Turki karena gagal menghentikan pembunuhan itu.
"Intelijen mereka tahu bahwa regu pembunuh (Saudi) akan datang. Mereka bisa menghentikan mereka!" seorang pejabat Saudi seperti dikutip dalam laporan CIA yang diberitakan beberapa media AS.
Pejabat Turki adalah yang pertama melaporkan pembunuhan Khashoggi dan terus menekan Arab Saudi untuk informasi tentang keberadaan mayatnya yang sampai saat ini belum ditemukan.
Agnes Callamard, pelapor khusus PBB yang melakukan penyelidikan independen atas pembunuhan itu, bulan lalu mengutuk apa yang disebutnya "minim transparansi dalam proses hukum" dan ia menuntut agar digelar pengadilan terbuka.
Kerajaan itu "sangat keliru jika percaya bahwa proses ini, seperti yang saat ini dilakukan, akan memuaskan masyarakat internasional," katanya.
Advertisement