Liputan6.com, Surabaya - Djadjang Nurdjaman dan Dejan Antonic menyesalkan insiden yang membuat leg pertama perempat final Piala Indonesia 2018-2019 antara Persebaya Surabaya dan Madura United dihentikan.
Wasit Fariq Hitaba asal Yogyakarta terpaksa menghentikan laga di Stadion Gelora Bung Tomo, Rabu (19/6/2019), dan meminta pemain serta ofisial kedua tim masuk ruang ganti karena situasi di lapangan tidak kondusif.
Baca Juga
Advertisement
"Kami mohon maaf. Sebenarnya kami puas dengan permainan, khususnya babak kedua, tapi hasil akhirnya memang mengecewakan," kata pelatih Persebaya Djadjang Nurdjaman, dilansir Antara.
Koleganya Dejan Antonic memiliki pandangan serupa. Pelatih Madura United itu menilai skor pertandingan masih bisa berubah karena pertandingan masih menyisakan dua menit injury time.
"Yang dirugikan kedua tim karena masih ada waktu dan bukan tidak mungkin hasilnya berbeda," ungkap Antonic.
Aleksandar Rakic membawa Madura United memimpin di laga ini. Sementara Persebaya membalas lewat Osvaldo Haay. Kedua tim kembali bertemu pada leg kedua di Stadion Gelora Madura Ratu Pemalingan, Pamekasan, Kamis (27/6/2019).
Jangan Bikin Malu Surabaya
Sejumlah flare menyala di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya jelang akhir pertandingan tersebut. Bahkan di sejumlah titik tribune ada api menyala.
Sementara penonton dari sisi utara turun ke lapangan membentangkan spanduk bertuliskan 'Jangan Bikin Malu Surabaya'.
Tak hanya itu, papan iklan yang berada di sisi utara atau belakang gawang juga dirusak, diikuti kembang api yang dilempar ke tengah lapangan.
Insiden tersebut berlangsung lebih dari 10 menit dan berangsur menurun tensinya saat lampu stadion dipadamkan.
Advertisement
Masalah Kesekian
Insiden ini menambah panjang daftar masalah laga yang melibatkan kedua tim. Persebaya dan Madura United semestinya bertemu akhir April lalu. Namun, pertandingan diundur karena kepolisian tidak memberi izin.