Liputan6.com, Washington DC - Kurang dari sehari setelah memulai kampanye untuk maju di pemilu presiden Amerika Serikat (AS) 2020, Donald Trump disebut berhasil mengumpulkan US$ 24,8 juta, atau sekitar Rp 341 miliar.
Pengumuman tersebut disampaikan oleh Ketua Komite Nasional Partai Republik Ronna McDaniel, pada Rabu 19 Juni, yang menunjukkan bahwa Trump melakukan penggalangan dana terbaiknya sejak ia menjabat presiden AS.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari The Straits Times pada Kamis (20/6/2019), hasil penggalangan dana pada kampanye perdana Donald Trump di Orlando, negara bagian Florida itu termasuk alokasi sebesar US$ 14 juta (setara Rp 199 miliar) untuk komite pengawas pemilihan ulang Trump, dan US$ 10 juta (setara Rp 142 miliar) yang diberikan kepada tim suksesnya.
Secara terpisah, presiden AS ke-45 itu akan menghadiri agenda makan siang -- sekaligus penggalangan dana bernilai tinggi-- di hotel Trump National Doral di Florida pada hari Rabu, yang menurut para pejabat brpotensi mengumpulkan tambahan US$ 6 juta, atau setara Rp 85 miliar.
Jika benar adanya, makan tambahan dana tersebut akan memberi Trump total lebih dari US$ 30 juta (setara Rp 427 miliar) dalam dua hari sejak kampanye dimulai.
Sebelumnya, tim sukses Donald Trump memprediksi raihan dana sebesar US$ 39 juta (setara Rp 555 miliar) dalam tiga bulan pasca kampanye dimulai.
Banjir sokongan dana tersebut, menurut para pengamat, bantu mempercepat Trump dalam memperbanyak stafnya, dan membiayai serangkaian iklan awal di media online.
Jauh Melampaui Dua Kandidat Pesaing
Bonanza penggalangan dana Trump pada pekan ini, jauh melampaui US$ 6,3 juta (setara Rp 89 miliar) yang didapat mantan Wakil Presiden Joe Biden, 24 jam setelah kampanye terakhirnya pada April lalu.
Sementara kandidat lainnya, Senator Bernie Sanders dilaporkan hanya berhasil menggalang dana sebesar US$ 5,9 juta (sekitar Rp 83 miliar), sehari setelah peluncuran kampanyenya.
"Jumlah dana yang didapat presiden (Trump) akan menjadi mesin ampuh untuk melewati pemilu November 2020 nanti dengan mulus," kata Roy Bailey, salah seorang donor yang juga merupakan pejabat keuangan nasional untuk pencalonan kembali Trump.
Tidak seperti pendahulunya, Trump memulai penggalangan dana pilpres 2020 segera setelah ia dilantik sebagai presiden AS, berdasarkan pada basis loyal dari donor kecil yang ia bangun sejak tahun 2016.
Advertisement
Tanggapan Kubu Demokrat
Sementara itu, kubu Demokrat yang memiliki 14 kandidat utama untuk maju ke pilpres AS 2020, dikabarkan tengan tersandung konflik internal.
Masing-masing kandidat dilaporkan berusaha keluar dari grup tersebut, dan mencari momentum terbaik untuk penggalangan dana.
Beberapa di antaranya menunjuk apa yang diraih Trump sebagai upaya membujuk para pendukungnya untuk memberi lebih banyak sokongan dana.
Julianna Smoot, seorang penggalang dana Demokrat yang memimpin tim keuangan kampanye Barack Obama pada 2008, dan merupakan wakil manajer kampanye pada 2012, menyebut raihan Trump "mengesankan".
Meski begitu, Smoot mengatakan bahwa penggalangan dana Demokrat akan meningkat begitu calon terpilih.
"Masalahnya adalah, terus terang, bagaimana kita mempersempit lankahnya lebih cepat, karena seperti yang Anda lihat, Trump mengumpulkan begitu banyak uang," katanya.
"Kami hanya tidak bisa keluar sampai tahun depan ketika calon ditentukan," lanjut Smoot.