Reaktivasi Kereta Api Cibatu Garut, Jangan Kasih Kendor

Sesuai target pengerajaan reaktivasi kereta api Cibatu-Garut Kota diharapkan selesai akhir tahun ini.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 22 Jun 2019, 11:00 WIB
Dirut PT KAI Edi Sukmoro nampak tengah mengejek bangunan di jembatan kereta api dalam proses reaktivasi kereta di Sawah Lega Kecamatan Cibatu, Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - PT Kereta Api Indonesia (KAI) terus tancap gas mengejar target reaktivasi kereta api, jalur Cibatu-Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang ditargetkan kelar hingga akhir tahun ini.

"Kalau hitungan persen barangkali belum kita detailkan, tetapi kita sudah mempersiapkan (seluruh infrastruktur)," ujar Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro, di sela-sela kunjungan pengecekan progres pengerjaan reaktivasi di Stasiun Garut Kota, Kamis (20/6/2019).

Mengenakan jalur darat via kereta di Stasiun Cibatu, Edi yang mengenakan pakaian dinas Direksi PT KAI berwarna putih, langsung melakukan pengecekan jembatan pada progres reaktivasi kereta api di wilayah Sawah Lega, Kecamatan Cibatu.

Di sana tampak ia begitu detail meminta anak buahnya untuk mempersiapakan pengerjaan pembangunan badan jembatan, termasuk infrastruktur pendukung lainnya.

Sejurus kemudian pengecekan dilanjutkan ke Stasiun Wanaraja. Selama di sana, ia mengecek seluruh bagian stasiun, termasuk perbaikan sarana dan prasarana gedung stasiun peninggalan 1935 itu.

"Kalau Stasiun Wanaraja hanya dipoles-poles saja, kemudian ada perbaikan sebab itu stasiun antar yang tidak terlalu besar," kata dia.

Dengan pengerjaan yang terus dikebut setiap hari, Edi memastikan jika stasiun lawas buatan 1935-an itu bakal kelar sebelum akhir tahun menyapa.  

"Paling September-Oktober selesai kalau dikerjakan rajin, kalau banyak mangkir ya tidak mungkin," ujar dia sambil tersenyum melirik ke Dwiyana Slamet Riyadi, Direksi PT KAI lainnya.

Menurut Edi, secara umum progres pengerjaan reaktivasi kereta api Cibatu-Garut kota, sesuai dengan jadwal yang ditetapkan pemerintah.

"Kita terus kebut, kecuali saat operasi lebaran H min 10 H plus 10 lalu kita di lapangan semua, membantu saudara kita yang akan mudik ke daerah," papar dia.

 

 


Kesiapan Infrastruktur Jalur

Beberapa batangan rel dan bantalan rel siap dipasang dalam proses reaktivasi kereta di kawasan jembatan kerata api Sawah Lega Cibatu, Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Saat ini, progres reaktivasi kereta api berlangsung lancar. Seluruh material infrastruktur jalur kereta mulai badan rel jalur kereta, kemudian bantalan rel, hingga jembatan, sudah disebar di sepanjang jalur Cibatu-Garut Kota, menunggu pengerjaan.

"Kita tadi cek jembatan yang besar-besar ada tiga, kemudian yang kecil-kecil," ujar Edi.

Ia mencontohkan jembatan kereta api di sekitar Sawah Lega, Kecamatan Cibatu yang memiliki panjang sekitar 40 meter, memiliki pondasi cukup kokoh warisan bangunan zaman Belanda, dan masih layak dilalui kereta saat ini.

"Hanya penguatan saja," ujarnya. Dengan capaian itu, lembaganya berharap proses reaktivasi kereta api Cibatu-Garut Kota bisa selesai akhir tahun ini.

"Maka saudara kita di Garut ini ke Bandung gampang banget, enggak macet-macet lagi, langsung ke Jakarta pun ada," papar dia dengan bangga.

Executive Vice President (EVP) PT KAI Daop 2 Bandung Saridal mengamini pernyataan bosnya itu. Menurutnya, secara umum progres pengerjaan reaktivasi kereta api Cibatu-Garut Kota berlangsung lancar.

Namun, ada beberapa hajatan besar masyarakat Indonesia yang memperlambat progres pelaksanaan. Sebut saja Pemilihan Umum (Pemilu) Pileg dan Pilpres, April lalu, kemudian puasa Ramadan hingga momen arus mudik lebaran.

"Setelah Idul Fitri ini kita selesaikan, Insya Allah 30 Juni sudah selesai," kata dia.

 

 


Target Terdekat

Dirut PT KAI Edi Sukmoro tengah memberikan penjelasan kepada beberapa direksi dalam perbaikan stasiun Wanaraja Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Seiring dengan target reaktivasi kereta api yang dipatok pemerintah selesai akhir tahun ini, lembaganya memberikan perhatian khusus pengerjaan beberapa stasiun utama di sepanjang Cibatu-Garut Kota.

"Pasir jengkol, terus Wanaraja, terus Garut, nah itu akan dituju nanti,” kata dia.

Dalam pelaksanaannya, PT KAI lebih memilih perbaikan daripada bangun total di beberapa stasiun kereta warisan Belanda tersebut. "Bangunannya tidak dirobohkan, silahkan cek saja, namun kita perbaiki," kata dia.

Bahkan, khusus pemasangan rel yang saat ini belum terlihat, bakal segera terealisasi setelah Idul Fitri ini. "Sudah disiapkan, sebab jalurnya harus dibereskan dulu sama beliau ini, tetapi materialnya sudah semua," kata dia.

Dengan rencana itu, ia berharap uji coba tahap pertama reaktivasi kereta api Cibatu hingga stasiun Wanaraja, bisa tercapai akhir kuartal tiga tahun ini. "Insya Allah doanya saja," kata dia.

Dengan kelarnya pembangunan stasiun dan infrastruktur jalur lainnya, ia berharap kehadiran kereta api bisa memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Garut.

"Tidak hanya kereta penumpang tetapi jika barangnya dari sini bisa keluar, kan bagus sekali," harap dia.

Saat disinggung soal harga tiket yang akan dijual kepada masyarakat, Edi menyatakan hingga kini belum bisa membocorkannya. "Belum dihitung," kata dia.

Namun, seiring beroperasinya kereta api Garut-Jakarta pada saatnya nanti, lembaganya menjamin jika harga kereta api jauh lebih murah dibanding moda angkutan umum lainnya.

"Tergantung ini mau PSO (Public Service Obligation) atau non-PSO, tapi murah sekali dari sini sampai Cikarang, nanti dari Cikarang ke Jakarta pakai LRT," papar dia.

 

 


Pembongkaran Dikebut

Pembongkaran sejumlah bangunan di sepanjang jalur Cibatu-Garut terus dikebut petugas (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Seiring dengan progres pembangunan pemasangan infrastruktur jalur reaktivasi kereta api, pembersihan dan pembongkaran bangunan di rute Cibatu-Garut Kota. Hari ini beberapa pembongkaran bangunan milik warga tampak terlihat di blok Babakan Abid, Garut Kota.

"Mau bagaimana lagi, sebab ini juga tanah pemerintah," ujar Eti, salah seorang warga di bilangan Babakan Abid.

Menurutnya, pembangunan reaktivasi kereta api tidak bisa diundur lagi, sehingga sesuai kesepakatan seluruh bangunan warga yang ada di atas jalur rel kereta harus segera dibersihkan. "Saya akan pindah ke sekitar Karang Pawitan," kata dia.

Ia yang tengah membersihkan sisa perabotan rumahnya, tampak tenang memindahkan satu per satu peralatan rumahnya. "Gak apa-apa lagian ini memang punya negara, sekarang yang punya mau memakainnya," kata dia.

Meskipun demikian, tampak ia menyimpan penyesalan sebab tidak pernah tersimpan sebelumnya jika rumah di atas tanah milik PT KAI itu akan kembali dipakai. "Saya kira sudah saja keretanya tidak akan beroperasi lagi, eh sekarang malah dipakai," kata dia.

Hal senada disampaikan Agus. Menurutnya, sesuai perjanjian seluruh uang pergantian telah diserahkan kepada warga terdampak reaktivasi kereta api itu. "Waktunya memang beda-beda, tetapi mayoritas sudah terima dan siap pindah," ujarnya.

Ia berharap pembangunan reaktivasi kereta api memberikan banyak manfaat bagi masyarakat Garut. "Kalau sampai terbengkalai sia-sia sayang saja, sudah mengorbankan bangunan milik warga," kata dia.


Penumpang Kereta Naik 9 Persen Lebih

Dirut PT KAI Edi Sukmoro bersama Direksi PT KAI Lainnya berfoto bersama di selepas pengecekan progres reaktivasi kereta api Cibatu-Garut di Stasiun Garut, Kamis (20/6/2019) (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Dalam kunjungan pengecekan progres reaktivasi kereta api siang tadi, tak ketinggalan Edi menyinggung peran penting kereta api dalam mengangkut pemudik lebaran tahun 2019 ini.

"Operasi (lebaran) kereta api kita itu naiknya 9 persen yang diduga hanya 4 persen," ujarnya.

Untuk itu, dengan adanya reaktivasi kereta Cibatu-Garut kota saat ini, bisa menjadi jalur alternatif pilihan warga Garut, saat kondisi perjalanan darat lainnya terkendala akibat macet.

"Yang sekitar ini tinggal click, naik kereta sudah sampai Bandung," ujarnya sambil tersenyum ramah.

Selama masa angkutan lebaran tahun ini mulai H-10 (26/5/2019) hingga H plus 10 (16/6/2019), perusahaan kereta api pelat merah itu, berhasil mengangkut penumpang mudik hingga 6,81 juta orang.

Rinciannya, sebanyak 3,69 juta penumpang kereta api (KA) jarak jauh, serta 3,11 juta penumpang KA lokal.

Angka itu naik hingga 9,2 persen jika dibandingkan capaian tahun lalu pada periode yang sama yang hanya mencapai 6.236.227 penumpang.

Bahkan, raihan itu naik sekitar 5,6 persen jika dibanding patokan yang telah ditetapkan pemerintah sebesar 6,44 juta penumpang.

Lonjakan puncak mudik terjadi pada H-4 (1/6/2019) sebanyak 293.181 penumpang, sedangkan puncak arus balik terjadi pada H+2 (8/6/2019) sebanyak 402.930 penumpang.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya