Liputan6.com, Jakarta - Top 3 news hari ini, daftar 100 SMA negeri dan swasta terbaik di Indonesia telah resmi dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI berdasarkan hasil rata-rata nilai Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/MA.
DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi yang menyumbang SMA berprestasi terbanyak dibandingkan daerah lain.
Advertisement
Dalam daftar urutan teratas, SMA Negeri Unggulan Mohammad Husni Thamrin meraih nilai rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) tertinggi, yaitu 91,68. Lalu pada urutan kedua dan ketiga diraih oleh SMA Santa Ursula BSD, Provinsi Banten dan SMA Kristen 1 Penabur, Jakarta.
Sementara itu, dalam sidang sengketa Pilpres 2019 yang beragendakan mendengarkan keterangan saksi dan ahli dari pihak Pemohon, Prabowo Subianto-Sandiaga, majelis hakim sempat dibuat bingung.
Salah satunya oleh pengakuan saksi bernama Hermansyah. Kepada hakim MK, dia mengaku merasa terancam saat bersaksi terkait sengketa pilpres. Namun, saat ditanya kenapa tidak segera melapor ke polisi, dia menjawab belum ada ancaman.
Berikut berita terpopuler di kanal News Liputan6.com, sepanjang Kamis, 20 Juni 2019:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Ini Daftar 100 SMA Terbaik Berdasarkan Hasil UN 2019
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI secara resmi mengeluarkan daftar 100 SMA negeri dan swasta terbaik di Indonesia berdasarkan hasil rata-rata nilai Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/MA, Rabu (19/6/2019).
Dalam daftar tersebut, DKI Jakarta menjadi provinsi terbanyak yang menuai banyak siswa berprestasi. Dengan total nilai rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM) tertinggi 91,68 diraih SMA Negeri Unggulan Mohammad Husni Thamrin.
Berikut daftar ranking 100 SMA terbaik berdasarkan hasil rata-rata nilai Ujian Nasional (UN).
Advertisement
2. 3 Pengakuan Saksi Kubu Prabowo yang Bikin Hakim MK Bingung
Meski telah berlalu, sidang lanjutan sengketa Pilpres 2019 yang beragendakan mendengarkan keterangan saksi dan ahli dari pihak pemohon, yaitu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sempat menyisakan kebingungan para majelis hakim yang memimpin sidang.
Salah satunya adalah ketika salah satu saksi bernama Hermansyah yang mengaku mendapat ancaman. Yang membuat bingung Hakim Palguna yaitu mengapa saksi tidak melapor padahal merasa terancam.
Hermansyah mengaku pernah ditusuk-tusuk leher dan bagian tubuh lainnya. "Sekitar 2017, ada Juli 2017," jawab Hermansyah.
Mendengar jawaban saksi, Hakim Palguna mempertanyakan mengapa saksi tidak melapor polisi apabila merasa terancam. "Kalau begitu kenapa tidak polisi?" tanya Palguna.
"Belum (lapor), karena bagi saya belum ada ancaman," jawab Hermansyah.
3. Saksi Prabowo-Sandi Berstatus Tahanan Kota, ke Sidang MK Alasan Antar Ibu Sakit
Persidangan sengketa pilpres ketiga pada Rabu 19 Juni 2019 menghadirkan Rahmadsyah Sitompul sebagai saksi pihak Pemohon Prabowo-Sandi. Dalam persidangan, majelis hakim mengungkap sosok saksi yang ternyata sedang berperkara di meja hijau.
Rahmadsyah merupakan ketua Sekber Prabowo-Sandiaga Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Dia dihadirkan untuk didengarkan kesaksiannya terkait dugaan adanya oknum polisi yang dia sebut mengarahkan salah satu paslon Pilpres dalam acara yang dinamai 'Sosialisasi tentang Keamanan Pileg Pilpres 2019'.
Beberapa kali hakim I Gede Dewa Palguna meminta gambaran konkret tentang arahan yang dimaksudnya tersebut. Namun, dia tidak bisa menggambarkan utuh apa yang dia saksikan lewat video yang didapat dari salah seorang warga tersebut.
Advertisement