Liputan6.com, Jakarta Sebagian orang tetap memilih untuk bercinta saat menstruasi. Muncul asumsi bahwa perempuan yang mengalami menstruasi tidak akan hamil. Apakah hal tersebut benar? Ada dua alasan mengapa hamil saat menstruasi dapat terjadi.
Advertisement
"Setiap menstruasi pasti pendarahan tetapi setiap pendarahan belum tentu menstruasi," kata Asisten Profesor Ilmu Reproduksi, Ginekologi dan Obstetri, Yale School of Medicine, Amanda Kallen, seperti dikutip dari Health.
Kallen menjelaskan menstruasi juga dianggap sebagai 'pendarahan kembali' yakni pendarahan yang Anda alami selama dua hingga tujuh hari pada akhir siklus menstruasi. Hal tersebut menandakan bahwa perempuan tidak hamil tapi memulai siklusnya kembali dan akan berovulasi dalam beberapa minggu.
Namun, Kallen menjelaskan ada alasan lain yang membuat wanita mengalami mengalami pendarahan dari vagina. Siklus menstruasi yang tidak menentu, polip dan gejala kehamilan awal dapat menyebabkan pendarahan sehingga dianggap sebagai menstruasi.
"Risikonya adalah pendarahan dapat dianggap sebagai menstruasi. Seorang perempuan mungkin menganggap dirinya tidak mungkin hamil. Tetapi sebenarnya kemungkinan untuk hamil tetap ada pada siklus tersebut," kata Kallen.
Bercinta saat menstruasi
Lalu, bagaimana dengan perempuan yang bercinta saat menstruasi? Kallen mengatakan wanita mungkin saja hamil meski bercinta saat menstruasi apabila dia memiliki siklus menstruasi yang lebih panjang hingga masa ovulasinya dimulai.
"Jika seorang perempuan berhubungan seks di akhir siklusnya dan kebetulan berovulasi di awal masa, maka sperma bisa jadi masih bertahan dalam saluran dan terjadi pembuahan. Perempuan mungkin tidak menyadarinya karena sperma dapat hidup selama beberapa hari di tempat tersebut," kata Kallen.
Kallen mengatakan bahwa sperma dapat hidup hingga 5 hari di dalam saluran reproduksi perempuan. Ada kemungkinan sperma bertahan sampai Anda ovulasi. Beberapa perempuan pun memiliki siklus bukan 28 hari sehingga memiliki durasi menstruasi lebih pendek dan ovulasi lebih lama. Kondisi tersebut memberikan sperma kesempatan untuk membuahi sel telur.
Kallen menyarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi yang efektif dengan benar. Hal ini akan menurunkan risiko Anda untuk hamil saat menstruasi. Kebanyakan pil KB biasanya akan mencegah perempuan mengeluarkan sel telur. Namun, ini tidak 100 persen efektf.
Penulis: Khairuni Cesario
Advertisement