Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang masuk (capital inflow) Indonesia semakin deras. Sejak awal tahun, aliran modal asing masuk telah mencapai Rp 130,24 triliun.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyatakan hal tersebut menandakan persepsi investor asing terhadap pasar keuangan Indonesia semakin membaik.
Baca Juga
Advertisement
"Kalau year to date-nya sekarang adalah Rp 130,24 triliun, terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp 72,96 triliun, sahamnya Rp 58,95 triliun," ujar dia di Jakarta, Jumat (21/6/2019).
Dia mengungkapkan, dalam minggu-minggu terakhir ini, aliran modal asing yang masuk terbanyak melalui SBN karena investor banyak yang mengikuti lelang. Tercatat dalam kurun waktu 4 hari saja inflow mencapai Rp 23,67 Triliun.
"Data transaksi 17 sampai 20 Juni 2019, aliran modal asing di pasar ke Indonesia itu Rp 23,67 Triliun," ujarnya.
Inflow dalam waktu 4 hari tersebut masuk melalui SBN sebesar Rp 22,6 triliun dan sisanya masuk melalui pasar saham atau obligasi.
"Memang investor asing nett beli antara lain memang minggu lalu kan ada lelang dari SBN demikian juga dalam minggu ini juga terjadi aliran modal asing yang masuk. Jadi terutama memang pada beberapa minggu terakhir masuk khususnya ke SBN ya," dia menandaskan.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Aliran Modal Asing Masuk Rp 120,4 Triliun per 20 Juni
Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang masuk (capital inflow) ke Indonesia secara year to date (ytd) per 20 Juni telah mencapai Rp 120,4 triliun.
"Aliran dana asing ytd adalah Rp 120,4 triliun rupiah," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, di Kantornya, Kamis (20/6/2019).
Perry menyebutkan, aliran dana investor asing yang masuk atau inflow tersebut tercatat masuk melalui berbagai instrumen pasar keuangan seperti Surat Berharga Negara (SBN) serta Surat Utang Negara (SUN) sebesar Rp 69,1 triliun.
Baca Juga
Selain itu juga masuk melalui instrumen pasar saham sebesar Rp 57,5 triliun, sisanya disalurkan melalui Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Dia menegaskan, aliran modal asing masuk yang cukup besar tersebut merupakan cerminan dari masih tingginya kepercayaan investor terhadap pasar Indonesia.
"Secara keseluruhan sejalan dengan yang disampaikan bahwa persepsi positif terhadap ekonomi indonesia dan daya tarik investasi Indonesia menarik inflow ke Indonesia," ujarnya.
Perry optimistis kepercayaan investor masih akan terus terjaga dan meningkat serta dapat menjaga stabilitas perekonomian nasional. Hal tersebut juga tercermin dari peningkatan sovereign rating Indonesia oleh Standard and Poor's (S&P) Indonesia.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
BI Tahan Suku Bunga Acuan di 6 Persen
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Juni 2019 Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menahan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan pada angka 6 persen. BI juga menahan suku bunga Deposit Facility pada angka 5,25 persen dan Lending Facility 6,75 persen.
"Rapat Dewan Gubernur BI pada 19-20 Juni 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day repo" ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, di Kantor BI, Jakarta, Kamis, 20 Juni 2019.
Bulan ini merupakan kali ketujuh BI menahan suku bunga acuannya pada angka 6 persen. Keputusan tersebut juga sesuai dengan prediksi berbagai pihak.
GWM adalah dana atau simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro yang ditempatkan di Bank Indonesia. Besaran GWM ditetapkan oleh bank sentral berdasarkan persentase dana pihak ketiga yang dihimpun perbankan.