Kenal Lebih Dekat Istilah ‘Burn-In’ yang Bisa Merusak TV

Baru-baru ini, salah satu majalah teknologi dari Jerman mengeluarkan sertifikasi bebas ‘burn-in’ pada Samsung QLED TV.

oleh Reza pada 21 Jun 2019, 15:30 WIB
TV LED memiliki kelebihan dan kelemahan dibandingkan TV tabung. Apa saja kelebihan dan kelemahannya?

Liputan6.com, Jakarta Pernah mendengar istilah burn-in? istilah itu diartikan sebagai permanent image retention, atau sebuah efek dari after-image yang muncul di televisi. Hal itu mampu merusak sebuah televisi dalam jangka waktu tertentu.

Memang ‘burn-in’ pada televisi tidak bisa diprediksi. Namun, kamu tak mau kan, lagi menonton televisi tiba-tiba TV kamu kena ‘burn-in’.

Baru-baru ini, salah satu majalah teknologi dari Jerman mengeluarkan sertifikasi bebas ‘burn-in’ pada Samsung QLED TV.

Bukan tanpa penilaian, majalah tersebut mengevaluasi dan menilai mengenai terhadap “burn-in” dan afterglow yang dapat merusak kualitas gambar secara permanen.

Dari tes tersebut, menyatakan bahwa TV Samsung bebas dari keduanya, dan menunjukkan apa yang membuat QLED TV menjadi televisi paling tahan lama pada saat ini.

Apa itu burn-in

Secara teknis, 'Burn-in' mengacu pada fenomena di mana gambar statis (seperti logo saluran, atau status pemain yang biasa ada dalam dalam games konsol), jika ditampilkan untuk jangka waktu panjang, meninggalkan bekas permanen pada layar. Biasanya kamu bakal melihat bercak atau garis pada televisi.

Contoh burn-in pada TV konvensional

Melalui connect Testlab, yaitu sebuah laboratorium pengujian terkenal di dunia, tes stres 72 jam mengevaluasi kemampuan sebuah TV untuk menampilkan performa tingkat kinerja yang dibutuhkan. Hal itu dengan fokus khusus pada tampilan video HDR (high-dynamic-range).

Dari tes tersebut pada beberapa jenis layar, efek memori akan terus bersinar setelah satu menit penggunaan TV jika elemen gambar statis ditampilkan di layar mereka dalam luminositas tinggi.

Dalam pengujian, TV dibuat untuk menampilkan pola kotak-kotak pada bidang hitam pekat dan sangat terang untuk periode waktu yang lebih lama. Setelah itu, para insinyur yang melakukan tes dengan menambahkan elemen teks variabel dan bingkai putih intermiten ke gambar uji sehingga pendeteksian still otomatis untuk TV HDR modern tidak dapat dijalankan. Hal itu bertujuan untuk membantu penguji membuat kondisi serupa seperti dalam game HDR.

Selain melalui analisis, penguji menggunakan gambar abu-abu gelap dengan nilai kecerahan 10 nits - yang akan menunjukkan jika piksel gelap menjadi cerah.

Hasil penyelidikan ini menunjukkan bahwa QLED TV tidak terpengaruh oleh ‘Burn-In’ dan afterglow, dan gambar diam dapat ditampilkan pada layar tanpa risiko, berapa lama pun durasi pemutarannya.

Mengapa “Burn-In” Menjadi Penting

Rata-rata, berdasarkan penggunaan yang tipikal, konsumen harus mengharapkan kualitas gambar TV mereka bertahan kurang lebih 7 hingga 10 tahun.

Dengan memprediksi umur TV terhadap “Burn-in” adalah kunci untuk menentukan berapa lama TV tersebut akan bertahan.

Jadi, kamu tahu apakah TV itu sepadan dengan uang yang dikeluarkan. Meskipun semua layar akan meredup seiring dengan waktu, efek negatif “Burn-in” pada kualitas gambar dapat secara signifikan mempersingkat ketahanan TV.

Apa yang menarik untuk diperhatikan adalah definisi istilah - ‘penggunaan tipikal’ - telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir dengan munculnya tontonan video secara maraton (binge-watching) dan pengembangan fungsi ‘Smart TV’ yang menarik.

Sekarang, pada hari-hari biasa, kita dapat menyalakan TV untuk menonton episode terbaru acara favorit, memulai sesi bermain game dengan teman-teman, atau mengelola perangkat IoT rumah tangga.

Biasanya aktivitas tersebut ditampilkan dengan dukungan HDR, yang berarti video itu lebih cerah dan lebih imersif daripada konten biasa. Namun, seiring berjalannya waktu, konten HDR dapat melemahkan TV - mempercepat burn-in dan mengurangi masa pakainya.

Selain itu, seperti yang diilustrasikan oleh fungsi inovatif seperti Ambient Mode yang memungkinkan QLED TV menampilkan gambar yang indah dan meningkatkan estetika ketika dimatikan.

Samsung terus mengeksplorasi cara untuk membantu konsumen mendapatkan lebih banyak manfaat dari televisi. Setiap fungsi baru membuat TV dipakai untuk waktu yang lebih lama, sehingga masalah daya tahan seperti burn-in menjadi lebih penting dari sebelumnya.

QLED TV Bebas dari “Burn-In”

Sumber daya tahan QLED TV terletak pada penggunaan quantum dots anorganik oleh Samsung. Beda dari teknologi layar dengan bahan organik, quantum dots tidak melemah seiring waktu. Hal ini memungkinkan QLED TV untuk menawarkan kualitas gambar yang luar biasa yang tidak hanya berlangsung lebih lama dari layar lainnya, tetapi dijamin bebas ‘Burn-In’.

Para ahli sudah menguji ketahanan Samsung. Faktanya, situs ulasan TV yang dipercaya oleh industri - Rtings.com – juga telah melakukan serangkaian ujian yang mengukur retensi gambar pada lusinan TV dari merek terkemuka di pasar.

Perbedaan Qled TV

Bagian penting dari ujian ini yang mencerminkan kondisi penggunaan yang tipikal adalah penempatan logo berwarna-warni di TV selama 10 menit dan mengukur berapa menit untuk melihat apakah gambar yang ada dapat menghilang.

Samsung QLED TV lulus dari tes tersebut dengan nilai sempurna untuk kualitas gambar dan ketiadaan burn-in. Namun, ketika mengalami pengujian yang sama, layar lainnya bernasib jauh kurang baik, mereka  menampilkan burn-in. Dengan ini, semakin menegaskan ketahanan QLED TV merupakan yang paling unggul di industri ini.

Komitmen Samsung

Penilaian Rtings dan sertifikasi dari video adalah hasil dari komitmen Samsung untuk menawarkan yang terbaik kepada konsumen dalam hal kualitas gambar.

Vice President Visual Display Business Samsung Electronics, Doochan Eum mengatakan konsumen tidak ingin memiliki TV yang dibuat tidak tahan dengan keperluan penggunaan TV saat ini.

“Quantum Dot yang membuat TV lebih tahan lama dan kemampuan untuk mengekspresikan 100 persen volume warna memungkinkan QLED TV menyajikan tingkat kualitas gambar yang konsisten dan menawan selama bertahun-tahun yang akan datang,” ujar Doochan Eum.

 

(Adv)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya