Tim Hukum Prabowo Cecar Saksi Jokowi Terkait Moeldoko Sebut 'Perang Total'

Teuku Nasrullah mencecar saksi Jokowi, Anas Nashikin terkait materi Training of Trainers (ToT) TKN Jokowi pada 20-21 Februari 2019 di Kelapa Gading.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jun 2019, 15:55 WIB
Ketua Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi, Anwar Usman didampingi sejumlah Hakim Konstitusi memimpin sidang perdana sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Jumat (14/6/2019). Sidang itu memiliki agenda pembacaan materi gugatan dari pemohon. (Lputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Kuasa hukum Prabowo-Sandiaga, Teuku Nasrullah mencecar beberapa pertanyaan kepada saksi Jokowi-Ma'ruf Amin, Anas Nashikin terkait materi Training of Trainers (ToT) TKN Jokowi pada 20-21 Februari 2019 di Kelapa Gading. Salah satunya yaitu terkait pernyataan Moeldoko tentang 'perang total'.

Anas menjelaskan perang total yang dimaksud adalah pihaknya harus bekerja secara serius.

"Sejauh saya memahami begini, beliau berpendapat bahwa upaya pemenangan itu sebagai upaya yang serius. Kalau bahasa beliau begitu kami memahami itu imbauan kepada kami semua adalah agar bekerja secara serius di tempatnya masing-masing," kata Anas saat menjawab pertanyaan kuasa hukum Prabowo-Sandi, Teuku Nasrullah dalam sidang sengketa pemilu di ruang sidang Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat, Jumat (21/6/2019).

Kemudian, Teuku Nasrullah pun bertanya kembali terkait materi pada ToT tersebut. Salah satunya yaitu terkait kalimat-kalimat yang dipakai Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Isu Berkembang

Beberapa kalimat pun disebutkan, salah satunya istilah 'radikal ekstrem, prokhilafah, anti-Pancasila, hingga antikebinekaan'.

Anas pun menjawab, lalu menjelaksan bahwa Ganjar dan Hasto hanya memberikan contoh isu yang sedang berkembang di masyarakat salah satunya media sosial.

"Saya pahami begini, banyak berkembang di masyarakat isu-isu yang dikembangkan pihak untuk melemahkan atau memengaruhi orang agar tidak memilih 01. Salah satunya dengan berbagai isu yang berkembang di masyarakat," ungkap Anas.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya