Terima Kasih dari Indonesia untuk Dubes Inggris Moazzam Malik

Sebelum bertolak ke negara asalnya, Liputan6.com berkesempatan untuk mewawancarai Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 21 Jun 2019, 16:13 WIB
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik (Liputan6.com/Gempur Muhammad Surya)

Liputan6.com, Jakarta - Moazzam Malik telah menyelesaikan masa jabatannya selama kurang lebih lima tahun sebagai Duta Besar Inggris untuk Indonesia.

Sebelum bertolak ke negara asalnya, Liputan6.com berkesempatan untuk mewawancarai pria kelahiran London, 29 Mei 1967 tersebut.

Moazzam Malik mengenang awal mula dirinya ketika ditunjuk menjadi duta besar di Indonesia. Ia mengatakan, berangkat ke Indonesia adalah keinginannya sendiri.

"Dalam pemerintahan Inggris, jika tertarik untuk bekerja di suatu tempat maka harus mendaftarkan aplikasi. Sejak awal saya sudah berminat tinggal di Indonesia," ujar Moazzam Malik.

"Selama 10 hingga 15 tahun saya bekerja untuk pemerintah Inggris dan berfokus pada isu-isu kemanusiaan, konflik dan lainnya. Namun, saya merasa capek. Saya perlu menyegarkan diri secara profesional dan pribadi. Meskipun tidak memiliki pengalaman di Indonesia, tetapi dari jauh saya merasa negara ini menarik, berpotensi dan punya akan memberikan inspirasi bagi saya," jelas Moazzam.

Dalam kesempatan tersebut, Moazzam juga menceritakan pengalaman pertamanya belajar bahasa Indonesia. Sebab, Moazzam adalah salah satu duta besar di Tanah Air yang menguasai bahasa Indonesia dengan sangat baik.

"Sebelumnya saya sudah belajar bahasa Indonesia beberapa bulan di Inggris. Setelah itu saya melanjukan studi ke Yogyakarta dan belajar bahasa Indonesia beberapa bulan di sana," kata Moazzam Malik.

"Saya bisa menikmati Yogyakarta sebelum saya diumumkan untuk bertugas di Indonesia. Saya bisa berkeliling-keliling di kota, naik becak dan berbicara dengan berbicara langsung dengan pedagang kaki lima dan lain-lainnya."

"Yogyakarta sangat bagus. Saya sering menginap di Bantul untuk melihat sawah, pedesaan dan ayam-ayam di sana."

 

Saksikan Wawancara Liputan6.com Bersama Moazzam Malik Berikut Ini:


Pesan Moazzam Malik untuk Indonesia

Dubes Inggris Moazzam Malik saat berbuka puasa di cafe Batavia Museum Fatahilah, Jakarta, Minggu (18/6). (Liputan6.com/Gempur M Surya)

Moazzam Malik mengatakan bahwa Indonesia akan selalu ada di hatinya. Ia menaruh harapan besar kepada negeri ini.

"Keramahan orang Indonesia adalah hal yang tidak akan saya lupakan. Mereka selalu tersenyum kepada setiap orang. Selain itu Indonesia adalah negara yang beragam," kata Moazzam.

Selama menjabat, Moazzam mengakui bahwa masih ada banyak hal yang belum terselesaikan. Ia masih ingin melihat Indonesia yang berhasil di panggung dunia.

"Selalu ada tugas yang belum terselesaikan. Sebab saya sangat ambisius tentang hubungan antara Indonesia dan Inggris. Saya juga ambisius untuk melihat Indonesia yang berhasil, Indonesia yang maju."

"Karena saat ini ada banyak tantangan yang dihadapi oleh kita. Ada banyak ketidakpastian, jadi untuk memastikan warisan untuk anak cucu, kita perlu bekerja sama untuk kesejahteraan bersama. Jadi saya mau ingin lihat Indonesia yang sukses di panggung dunia."


Pesan dan Kesan untuk Moazzam Malik

Dubes Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik (kanan) berfoto bersama Presiden Joko Widodo di kawasan Bundaran HI Jakarta, Minggu (30/11/2014). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

"I wish you the best of luck in your future endeavour, Bapak Dubes Moazzam."

Retno Marsudi - Menteri Luar Negeri Indonesia

"Pak Moazzam telah bekerja dengan sangat baik dalam jembatani hubunga bilateral kedua negara ke jenjang yang lebih tinggi."

Dino R. Kusnadi - Direktur Eropa I Kementerian Luar Negeri RI

"Dubes orangnya sangat 'engaging' dan selalu antusias untuk berinteraksi dengan media. Gampang beradaptasi dan ramah."

Faye Belnis - Juru Bicara Kedutaan Besar Inggris

"Bagi saya, Moazzam Malik adalah sosok duta besar yang humble, dekat dengan wartawan, mudah akrab dengan siapa saja, tak terkecuali penduduk sipil di Indonesia. Dia bisa membaur dengan seluruh lapisan masyarakat di Tanah Air, kalangan atas, menengah dan bawah, ulama, cendekiawan, pejabat, dan lain-lain tanpa memandang bulu. Bagi saya, Moazzam sudah menjadi bagian dari Indonesia pula."

Afra Augesti - Reporter Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya