Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan RI (Kemenhub) mencatat jumlah pemudik yang menggunakan moda angkutan laut selama arus mudik dan arus balik masa lebaran tahun 2019 meleset dari perkiraan. Awalnya, Kemenhub memprediksi kenaikan penumpang hanya sekitar 4,8 persen namun realitanya kenaikan mencapai 9,45 persen.
Dilansir dari website resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), jumlah pemudik tahun 2019 yang menggunakan moda angkutan laut mencapai angka 1.825.653 orang sedangkan total pemudik tahun 2018 sebanyak 1.668.096. Dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan hingga 157.557 orang untuk jumlah pemudik tahun 2019.
Advertisement
"Kita catat bahwa kita prediksi kenaikannya 4,8 persen. Tapi realisasinya sejak H-15 sampe H+12 lebaran tercatat naik 9,45 persen. Total yang terangkut dengan kapal di
52 titik yang kita pantau adalah 1.825.653. Sementara tahun lalu totalnya 1.668.096," ujar Direktur Lalu Lintas dan Angkatan laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub, Wisnu Handoko, di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Rabu (19/06/2019).
Wisnu menambahkan, terjadi perbedaan pola puncak arus mudik dan arus balik pada tahun ini. Tahun 2018, puncak arus mudik terjadi pada H-5 lebaran sedangkan tahun 2019 puncak arus mudik terjadi pada H-6 lebaran.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Arus Mudik Naik
"Pada arus mudik tercatat ada kenaikan 81,2 persen dan pada arus baliknya terjadi kenaikan 85,6 persen," ungkapnya.
Ia menyebutkan dari 52 pelabuhan tercatat 20 pelabuhan yang paling banyak mengalami pergerakan. Adapun 20 pelabuhan tersebut antara lain Batam, Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, Tanjung Buton, Ternate, Tanjung Perak, Makassar, Tarakan, Balikpapan, Baubau, Tanjung Uban, Dumai, Ambon, Selat Panjang, Sorong, Manado, Tanjung Priok, Kendari, Tanjung Emas, dan Parepare.
Pelabuhan Batam menjadi pelabuhan yang mengangkut penumpang tertinggi dengan angka 240.545 orang.
"Dari pola ini kita cermati pergerakan paling besar di Pulau Sumatra, terutama perbatasan dengan Malaysia, karena banyak migran kita kerja di sana. Juga di Ternate, karena mayoritas banyak muslim dan pendatang dari Makassar, sehingga mereka pulang ke selatan. Yang signifikan juga di Sorong, banyak pekerja asal dari Jawa, Makassar, itu juga menimbulkan lonjakan cukup padat," Jelas Wisnu.
(Liputan6.com/Firda Suci fahrunnisa)
Advertisement