Harga Drone AS yang Ditembak Iran Lebih Mahal dari Pesawat Tempur

Hubungan AS dan Iran memanas karena ditembaknya drone canggih milik AS.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 22 Jun 2019, 21:01 WIB
Drone intai Militer AS, RQ-4 Global Hawk. Iran mengklaim menembak jatuh drone tipe ini pada Kamis 20 Juni 2019 (Bobbi Zapka / USAF)

Liputan6.com, Washington D.C. - Hubungan Amerika Serikat (AS) dan Iran sedang memanas karena Iran menembak jatuh drone AS di atas Selat Hormuz. Pihak Iran menyebut drone itu masuk ke wilayah udara mereka, sementara AS berkata drone mereka ada di wilayah internasional.

Terrnyata, drone tersebut lebih mahal dari pesawat tempur. Drone RQ-4A Global Hawk itu termasuk teknologi militer terbaik milik AS.

Melansir Business Insider, drone pengintai (surveillance) itu digunakan oleh Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS. Harga satu unitmya sekitar USD 123 juta atau Rp 1,7 triliun (USD 1 = Rp 14.166).

Bila dibandingkan, pesawat tempur siluman (stealth) F-35A Lightning II Joint Strike Fighter memiliki harga USD 89 juta (Rp 1,2 triliun).

Pakar drone Ulrike Franke dari European Council on Foreign Relations menyebut drone yang jatuh itu bukan sembarang barang. "Ini bukanlah drone buangan yang kehancurannya akan diabaikan AS. Drone ini secara spesifik dirancang agar tak terhancurkan, sebab bisa terbang dengan sangat tinggi," ujarnya.

Tyler Rogoway, editor dari The War Zone, mengatakan bahwa penembak jatuh drone milik AS juga bukanlah senjata biasa. Ini mengingat drone RQ-4A Global Hawk bisa terbang tinggi.

"RQ-4A terbang hingga 65 ribu kaki. Jadi ini pastilah misil kendali darat ke udara (surface-to-air missile) yang dituntun dengan radar canggih yang menjatuhkan pesawat udara tersebut," ujarnya.

Presiden AS Donald Trump menyebut Iran membuat kesalahan besar atas kasus penembakan drone ini. Ia sempat memerintahkan serangan, namun mendadak membatalkannya.

Lewat akun Twitternya, Presiden Trump berkata ia mendapat info bahwa akan ada 150 orang Iran yang tewas jika AS melakukan serangan balas. Ia pun membatalkan serangan karena 150 nyawa dianggap terlalu banyak sebagai pembalasan drone jatuh. 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Iran Klaim Tembak Jatuh Drone AS di tengah Memanasnya Krisis Teluk

Siluet drone senjata milik AS di kawasan Teluk (AFP/Joel Sadet)

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah diberitahu oleh juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, tentang rincian serangan rudal di wilayah Arab Saudi, yang diyakini berasal dari Yaman.

Sementara di lain pihak, Iran mengklaim dalam insiden terpisah telah menembak jatuh drone AS di atas wilayahnya.

"Kami sedang memantau situasi dengan seksama dan terus berkonsultasi dengan mitra dan sekutu kami," kata Sanders pada hari Rabu, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Kamis kemarin.

Kantor berita IRNA, yang dikelola pemerintah, mengklaim Korps Garda Revolusi menembak jatuh pesawat tak berawak milik AS, ketika memasuki wilayah udara Iran di dekat distrik Kouhmobarak di provinsi Hormozgan selatan.

Sementara itu, kelompok Houthi yang pro Iran di Yaman, telah meningkatkan serangan rudal dan drone ke kota-kota Saudi dalam dua pekan terakhir.

Sebagaimana telah diketahui, Houthi adalah kelompok yang menggulingkan pemerintah Yaman yang diakui internasional --juga didukung Arab Saudi-- pada akhir 2014.


AS Membantah Pesawatnya Melintasi Iran

Presiden Amerka Serikat (AS) Donald Trump siap meluncurkan sanksi paling berat terhadap Iran, Senn, 5 November 2018 (AFP).

Militer AS membantah ada pesawat miliknya yang beroperasi di wilayah udara Iran pada saat serangan diklaim.

Kapten Bill Urban, seorang juru bicara Komando Pusat AS, menolak berkomentar ketika ditanya apakah drone Negeri Paman Sam ditembak jatuh, tetapi mengatakan "tidak ada pesawat sejenis di wilayah Iran."

Pekan lalu, militer AS menuduh Iran menembakkan rudal ke pesawat tak berawak lain yang menanggapi serangan kapal tanker minyak di dekat Teluk Oman.

Sebelumnya, Houthi mengatakan via stasiun televisi Al Masirah TV miliknya, bahwa mereka telah menyerang sebuah pembangkit listrik di provinsi Jizan, Arab Saudi, dengan rudal jelajah.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya