Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi menemukan bahwa rata-rata jenggot laki-laki memiliki bakteri patogenik lebih banyak dibandingkan dengan bagian terkotor dari bulu hewan peliharaan, seperti anjing.
Studi yang dipublikasikan dalam Journal European Radiology ini menganalisis sampel kulit dan saliva dari 18 laki-laki berjenggot dengan rentang umur 18 sampai 70 tahun.
Advertisement
Sedangkan sampel bulu dan saliva daiambil dari 30 anjing berjenis schnauzer hingga german shepherd.
Para peneliti bertujuan untuk memeriksa bakteri patogenik pada manusia dan anjing. Selain itu juga untuk mengetahui apakah alat scan MRI yang sebelumnya digunakan anjing akan aman untuk manusia.
Hasilnya, laki-laki berjenggot justru meninggalkan bakteri paling banyak pada alat scan MRI.
"Alat scan MRI secara rutin selalu dibersihkan setelah digunakan oleh hewan. Namun ternyata, jumlah bakteri lebih rendah saat digunakan hewan dibandingkan manusia," kata peneliti seperti dikutip dari Live Science pada Rabu (25/6/2019).
Selanjutnya
Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan bahwa perempuan juga dapat mengalami hal yang sama meskipun laki-laki berjanggut terbukti memiliki lebih banyak bakteri.
"Ada sekitar 1,7 juta pasien yang terkena infeksi setiap tahun di Amerika Serikat dan 100.000 meninggal karena infeksi bakteri setiap tahunnya," kata peneliti
Para peneliti mengatakan bahwa pertanyaan yang harus ditanyakan bukan mengenai apakah anjing diperbolehkan melakukan pemeriksaan di rumah sakit.
Namun,pertanyaan harus difokuskan pada persepsi higienis dan pengertian mengenai bahaya yang dapat ditimbulkan pada pasien.
Penulis: Khairuni Cesario
Advertisement