Liputan6.com, Caracas - Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Michelle Bachelet bertemu dengan pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido Jumat, 21 Juni 2019. Berusaha meraih dukungan?
Dikutip dari laman Voice of America, Sabtu (22/6/2019), Bachelet bertemu Guaido di Caracas pada hari terakhir kunjungannya ke Venezuela dan dijadwalkan bertemu secara terpisah dengan Maduro sebelum ia meninggalkan negara itu.
Baca Juga
Advertisement
Kepada wartawan setelah pertemuan itu, Guaido mengatakan, kunjungan Bachelet akan membawa solusi bagi bencana yang sedang melanda Venezuela. Ia juga mengutarakan bahwa Komisaris Tinggi PBB itu akan meninggalkan dua delegasi di negara tersebut.
Guaido mengatakan tim Bachelet akan menyelidiki masalah yang terkait dengan kurangnya makanan dan obat-obatan di negara itu. Mereka juga akan memeriksa tuduhan-tuduhan bahwa pemerintah Presiden Maduro telah melanggar hak asasi manusia sewaktu menindak oposisi.
Sejauh ini kampanye lima bulan Guaido untuk menggulingkan Presiden Maduro belum berhasil, meskipun Guaido diakui sebagai presiden Venezuela yang sah oleh Presiden Amerika Donald Trump dan sekitar 50 pemimpin dunia lainnya.
AS Dukung Oposisi Venezuela
Wakil Presiden AS Mike Pence meminta PBB pada Rabu, 10 April 2019 untuk mengakui pemimpin oposisi Juan Guaido sebagai presiden sah Venezuela.
"Sudah tiba waktunya bagi PBB untuk mengakui presiden sementara Juan Guaido sebagai presiden Venezuela yang sah dan mendudukkan wakilnya dalam badan ini," kata Pence kepada Dewan Keamanan PBB.
Dalam kesempatan itu, ia menambahkan pihaknya telah menyusun resolusi mengenai Venezuela. Tidak jelas kapan dan di mana Pence akan memperkenalkan resolusi yang dimaksud kepada DK PBB.
Ia juga mengumumkan, pemerintah Amerika Serikat akan memberikan US$ 60 juta kepada Venezuela sebagai "bantuan kemanusiaan".
Pence sepertinya optimistis, ia mengatakan kepada wartawan bahwa dia percaya "momentumnya ada di pihak pendukung kebebasan".
Pernyataan Rusia
Sementara itu, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan AS harus berhenti mencampuri urusan negara lain. Sebagaimana diketahui, Nicolas Maduro, presiden Venezuela saat ini, mendapatkan dukungan dari Kuba, Rusia, Turki dan China.
"Kami menyerukan Amerika Serikat untuk sekali lagi mengakui bahwa rakyat Venezuela dan masyarakat lain memiliki hak untuk menentukan masa depan mereka sendiri," kata Nebenzia.
"Jika Anda ingin membuat Amerika hebat lagi (Make America Great Again - jargon kampanye Donald Trump), kami semua dengan tulus tertarik melihatnya, maka berhenti mencampuri urusan negara lain."
Advertisement