Liputan6.com, Jakarta - Mengetahui kepribadian seseorang memang bisa dilakukan dengan beragam cara, di antaranya dengan tes sederhana maupun menebak dari bagian tubuh seseorang.
Baca Juga
Advertisement
Namun, tanpa kamu sadari, ternyata banyaknya suku kata dalam nama utama yang jadi nama panggilanmu bisa mengungkap banyak hal tentang dirimu. Jika kamu tertarik mengikuti tes ini, coba ketahui ada berapa suku kata pada nama panggilanmu.
Ada empat jenis yang bisa dibedakan, satu suku kata, dua suku kata, tiga suku kata, dan empat/lebih suku kata. Berikut penjelasannya.
1. Satu Suku Kata
Jangan salah dengan nama sebutan seperti misalnya Wenny jadi Wen, ini termasuk dua suku kata karena nama aslinya Wenny.
Jika nama aslimu hanya terdiri dari satu suku kata saja seperti misalnya Will, Al, Ben, dan lain sebagainya, kamu termasuk orang yang susah dibikin senang. Kamu terkadang menganggap orang tak bersikap serius denganmu. Kamu mungkin punya nama simpel, tapi kepribadianmu tidak sesimpel namamu.
2. Dua Suku Kata
Kamu pelimik nama dengan dua suku kata, berarti kamu individu yang menyenangkan dan disukai orang-orang di sekelilingmu. Tak heran jika kamu memiliki banyak teman dan banyak orang merasa nyaman berada di dekatmu.
Terkadang orang salah paham dan sakit hati saat kamu terlalu frontal mengatakan apa yang kamu pikirkan. Tapi karena persahabatan penting bagimu, kamu selalu bisa mengatasi situasi seperti ini dan bersikap lebih toleran.
3. Tiga Suku Kata
Kamu pemilik nama dengan tiga suku kata, seperti Arina, Ivana, Arumi dan lain sebagainya? Berarti kamu pendengar baik dan selalu dimintai pendapat juga saran oleh orang-orang terdekatmu. Kamu termasuk cukup bijak dan tidak masalah jika teman minta pendapat, namun seringkali ini membuatmu lelah karena kamu pun juga ingin diperhatikan.
4. Empat/Lebih Suku Kata
Nah, jika kamu memiliki nama cukup panjang dengan empat atau lebih suku kata, berarti kamu individu pemikir. Kamu sosok yang cerdas dan selalu bisa menempatkan diri di berbagai situasi. Tak heran jika kamu selalu diandalkan atau menjadi pemimpin dalam organisasi maupun kelompokmu.
Namun sayangnya, kamu sering cemas dengan masa depan, tapi fokus saja dengan masa kini agar tak mudah stres.
Penulis:
Febi Anindyakirana
Advertisement