Pembangunan Bandara Internasional Komodo Tunggu Pemenang Tender

Pembangunan Bandara Internasional Komodo memang sudah direncanakan begitu lama.

oleh Arthur Gideon diperbarui 22 Jun 2019, 21:13 WIB
Menteri Negara PPN/Ka Bappenas Bambang Brodjonegoro saat menjadi pembicara di Kantor Staf Presiden, Jakarta, Senin (13/5/2019). Diskusi ini membahas tema "Berapa Lama Membangun Ibukota Baru?". (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan Bandara Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, menjadi bandara Internasional menunggu pemenang tender. Pembangunan bandara Komodo menjadi bertaraf internasional ini memang sudah direncanakan sejak lama.

“Kami sedang ada tender kerja sama antara pemerintah dengan badan usaha untuk Bandara Komodo-Labuan Bajo. Kita nanti lihat siapa yang menang," kata Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) RI Bambang Brodjonegoro seperti dikutip dari Antara, Sabtu (22/6/2019).

Menurut Bambang, destinasi pariwisata super prioritas Labuan Bajo diharapkan mampu menarik minat wisatawan dari berbagai belahan dunia. Apalagi wisata bahari Manggarai Barat dengan ikon utama Komodo sudah dikenal di seluruh dunia.

“Pemerintah Pusat punya alasan untuk mengembangkan Bandara Komodo karena harapan kami untuk tourism, salah satunya di Labuan Bajo,” paparnya.

Sementara itu, Bupati Manggarai Barat menyampaikan terima kasih atas perhatian yang sangat besar dari Pemerintah Pusat terhadap pembangunan berbagai infrastruktur untuk mendukung sektor pariwisata di Manggarai Barat.

"Pembangunan bandara Komodo Internasional memang sudah direncanakan begitu lama, namun karena masih ada kendala sehingga sampai saat ini belum dimulai. Kami berterima kasih kepada pemerintah pusat karena terus memperhatikan kami," tambah dia.

Ia mengatakan bahwa berbagai infrastruktur yang dibangun tentu berdampak positif untuk sektor pariwisata di Manggarai Barat pada masa yang akan datang.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kemenhub Targetkan 5 Bandara Selesai Dibangun pada 2019

Bandara Komodo Labuan Bajo. (Wikipedia)

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyelesaikan pembangunan 3 bandara baru pada 2018. Ketiga bandara tersebut adalah Bandara Kertajati, Bandara Samarinda Baru dan Bandara Tebelian.

Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Polana B Pramesti menjelaskan, total bandara yang telah dibangun selama periode 2015-2018 adalah sebanyak 10 bandara dari total target pembangunan bandara sampai akhir 2019 mencapai 15 bandara.

"Untuk 2019, Kemenhub menargetkan bisa menyelesaikan pembangunan 5 bandara yaitu Bandara Siau, Bandara Tambelan, Bandara Muara Teweh, Bandara Buntukunik, dan Bandara Pantar," jelas dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (22/12/2018).  

Pada 2018, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga telah melakukan revitalisasi bandara di perbatasan sebanyak 24 bandara, revitalisasi bandara di daerah rawan bencana sebanyak 59 bandara, revitalisasi bandara di daerah terisolasi sebanyak 48 bandara, dan rehabilitasi runwaysebanyak 39 bandara.

Pembangunan dan rehabilitasi terminal di 15 lokasi bandara dan meningkatkan total kapasitas di bandara-bandara tersebut menjadi 36 juta penumpang per tahun.

Dalam rangka mengurangi beban dan ketergantungan terhadap APBN, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub memulai kerja sama alternatif pembiayaan dengan skema sebagai berikut:

1. Melalui Kerja Sama Pemanfaatan (KSP), yaitu Bandara Sentani Jayapura, Bandara Fatmawati Bengkulu, Bandara Radin Inten II Lampung dan Bandara Hanandjoeddin Tanjung Pandan.

2. Melalui Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), yaitu Bandara Bali Utara, Bandara Komodo Labuan Bajo, Bandara Singkawang Baru dan Bandara Juwata Tarakan.

3. Melalui Penyertaan Modal Negara (PMN), yaitu Bandara Banyuwangi, Bandara Wirasaba dan Bandara Jember.

Konektivitas pada daerah yang sulit dijangkau pun menjadi salah satu program yang diamanatkan pada Ditjen Hubud, sehingga diharapkan penumpang dan barang dapat menjangkau seluruh wilayah nusantara.

"Pada tahun 2018, terdapat 22 korwil jaringan rute perintis dengan rute perintis penumpang sebanyak 214 rute, rute kargo sebanyak 39 rute dan rute subsidi kargo sebanyak 2 rute", jelas Polana.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya