Liputan6.com, Jakarta Benda empuk persegi panjang itu didekap erat oleh Rusmanto. Meski sudah lusuh, warnanya berubah kekuningan, namun benda itu tak sekalipun terlepas dari pelukan keluarga korban kebakaran pabrik korek api di Langkat tersebut.
Dia membawa bantal kecil itu dari Kota Binjai hingga ke RS Bhayangkara Medan. Bantal tersebut merupakan benda berharga untuk Rusmanto. Bantal itu adalah benda kesayangan sang buah hati.
Advertisement
Sabtu malam, dia hendak meletakkannya di dekat jenazah putri kecilnya yang bernama Runisa Syaqila agar tak kesepian. Bantal itu juga menjadi pengganti putrinya yang menjadi korban tewas kebakaran pabrik korek api.
"Ini bantal kesayangan anak saya. Cuma ini yang bisa saya peluk," ujar Rusmanto lirih, seperti dilansir Antara, Sabtu 22 Juni 2019.
Tangisnya pun pecah saat ditanya soal alasannya membawa bantal tersebut. Berulang kali dia menyeka air mata yang tak henti-hentinya membasahi pipi tirusnya itu.
"Saya juga enggak tahu, bantal ini terbawa gitu saja. Bantal ini juga mengingatkan saya sama anak saya itu, makanya saya enggak mau ngelepasin bantal ini," ucap Rusmanto sesenggukan sambil membelai lembut bantal tersebut.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Istri Belum Teridentifikasi
Istri dan kedua anak Rusmanto adalah korban kebakaran pabrik korek api di Jalan Tengku Amir Hamzah, Dusun IV, Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Jumat 21 Juni 2019.
Istri Rusmanto bernama Yunita Sari, dan kedua anaknya Vinkza Parisyah (10) dan Runisa Syaqila (2).
Rusmanto pada Sabtu malam turut membawa sejumlah beberapa berkas di tangannya. Berkas yang menjadi syarat agar bisa segera membawa pulang jenazah istri dan kedua anaknya yang sudah dua hari bermalam di RS Bhayangkara Medan.
Hingga Sabtu malam, Rusmanto baru bisa membawa pulang jenazah kedua anaknya. Sebab, jenazah Yunita Sari belum juga teridentifikasi oleh pihak Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatera Utara.
Advertisement