Liputan6.com, Yogyakarta - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, Novi Syaifatun Kamala dan Intania Betari Miranda merancang aplikasi yang dinamakan Smart Fish House. Alat pengawet ikan yang terhubung dengan internet ini bisa meminimalkan tangkapan ikan yang membusuk saat penyimpanan.
Smart Fish House menggunakan prinsip dinding trombe, yakni pada bagian luar terdapat ruangan sempit berupa kaca berisi udara.
Prinsip kerjanya, permukaan luar ruangan akan dipanasi sinar matahari. Kemudian, sinar tersebut perlahan-lahan dipindahkan ke dalam ruangan sempit. Setelah itu, panas di dalam ruangan tersebut akan dikonveksikan.
Prinsip ini dijadikan alternatif pemanfaatan energi panas menjadi lebih efektif dan efisien karena bisa menyerap panas dan juga berfungsi penyimpan panas yang bisa digunakan kapan pun. Dinding trombe ini juga tidak dipengaruhi oleh cuaca yang buruk karena energi disimpan pada dinding.
Baca Juga
Advertisement
Pada siang hari, dinding trombe ini akan menyerap panas dari matahari, sehingga energi panas akan terendap dan tidak dapat keluar.
Rancang bangun Smart Fish House dibuat satu lantai yang memanfaatkan sirkulasi udara di dalam. Desain pada kegiatan penelitian ini juga domodifikasi sehingga bisa bermanfaat sebagai pengering makanan.
"Pada alat ini dipasang beberapa sensor yang memiliki fungsi masing-masing," ujar Intania beberapa waktu lalu.
Sensor suhu untuk mengatur suhu dan juga membuat rekomendasi waktu pengeringan yang ideal di dalam Smart Fish House. Sistem akan mengecek kondisi suhu yang terpantau idealnya adalah 50 sampai 70 derajat Celcius.
Apabila, suhu lebih atau kurang dari batas tersebut, maka arduino secara otomatis mengkalkulasikan rekomendasi waktu pengeringan.
Sensor berat untuk menghitung berapa kilogram ikan yang sudah tertampung di Smart Fish House, sedangkan sensor GPS untuk mengetahui lokasi Smart Fish House yang tersebar di titik wilayah potensi perikanan Indonesia.
Ketiga sensor tersebut akan diunggah ke arduino untuk diproses. Lalu, data akan dikirim ke cloud sebagai database untuk disimpan dan diolah kembali.
Data yang sudah diolah di dalam cloud akan dikirimkan ke pengguna ponsel melalui aplikasi Smart Fish House.
Beberapa Fitur Lainnya
Dalam aplikasi itu, pengguna dapat memanfaatkan fitur beli ikan, fitur data statistik produksi yang berfungsi sebagai gambaran saat menyuplai ikan ke daerah yang kekurangan jumlah ikan, fitur info cuaca, dan fitur rekomendasi waktu pengeringan.
Novi menuturkan latar belakang pembuatan aplikasi ini karena Indonesia merupakan negara maritim dengan luas perairan sekitar 5,8 juta kilomter persegi. Oleh karena itu, potensi perikanan laut maupun tawar besar.
Sayangnya, jumlah ikan yang ditangkap nelayan masih menghadapi kendala. Ikan merupakan suatu bahan pangan yang cepat mengalami proses pembusukan (perishable food).
Penyebabnya, kandungan protein yang tinggi dan kondisi lingkungan sesuai untuk pertumbuhan mikroba pembusuk.
Rencananya, karya ini akan diikutsertakan dalam seleksi nasionalMTQMN cabang karya tulis ilmiah kandungan Al Quran di Aceh pada Agustus mendatang.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement