Pengoperasian Bus Listrik Transjakarta Tunggu Perpres Terbit

PT Transjakarta memperkenalkan bus listrik ke masyarakat DKI pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) beberapa waktu lalu.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jun 2019, 17:31 WIB
Bus listrik Transjakarta di Busworld South East Asia 2019

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Transjakarta, Agung Wicaksono mengaku siap mengoperasikan kendaraan atau bus listrik di Jakarta. Namun, pengoperasian masih tekendala Peraturan Presiden (Perpres) yang tak kunjung terbit.

"Kalau ada Perpres bisa dibuka. Kita siap sudah maju, tapi peraturan lebih tinggi dari level DKI Jakarta juga diperlukan," ujar dia di Jakarta, Minggu (23/6/2019).

Agung mengatakan sejauh ini pihaknya baru pada tahap melakukan uji coba kendaraan bus listrik di sekitaran Monumen Nasional (Monas). Uji coba untuk melihat sejauh mana kesiapan operasional bus listrik.

Selain Perpres, untuk mengoperasikan bus listrik tersebut, Transjakarta masih harus menunggu penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan sertifikat uji tipe. Apabila kedua hal tersebut tidak ada maka bus listrik dipastikan tidak bisa beroperasi.

"Terakhir untuk buat ini jalan kita sudah uji coba. Supaya kita bisa jalankan, kita uji coba dari Senayan ke Monas, Ragunan ke Kuningan. STNK belum keluar kedua sertifikat uji tipe belum goal," jelas dia.

Sementara itu, Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna mendukung penuh langkah Transjakarta untuk mengoperasikan kendaraan listrik.

Sebab, apabila berkaca pada transportasi umum lainnya seperti Kereta Rel Listrik (KRL), Moda Raya Terpadu (MRT), hingga (Lintas Rel Terpadu) LRT sudah lebih dulu memakai energi listrik.

"Basis angkutan umum listrik sudah banyak, MRT, LRT, KRL, Transjakarta kalau disubsidi listrik akan menarik. Sudah saatnya Transjakarta ini karena sudah dimulai berbasis angkutan listrik semua," tutur dia.

PT Transjakarta memperkenalkan bus listrik ke masyarakat DKI pada Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di sekitaran Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.

Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan bus terbaru yang aman, bersih dan ramah lingkungan. Bus listrik ini menunjukkan potret transportasi masa depan.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com


PLN Siapkan Fasilitas Fast Charging untuk Kendaraan Listrik

Sistem pengisian baterai kendaraan listrik di SPLU mulai diperkenalkan di Indonesia. (Herdi/Liputan6.com)

PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) akan menyiapkan fasilitas pengisian energi kendaraan listrik dengan cepat (fast charging). Nilai investasi untuk setiap unit fasilitas pengisian energi mobil listrik tersebut mencapai Rp 1 miliar.

General Manager PLN Disjaya Ikhsan Asaad mengatakan, untuk mendukung penggunaan kendaraan terutama mobil mobil berbahan bakar listrik di Jakarta, PLN Disjaya terus memperluas sebaran Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU). Bahkan saat ini PLN Disjaya tengah menyiapkan fasilitas pengisian fast charging.

"Kami akan siapkan charger cepat untuk menghadapi penggunaan kendaraan listrik," kata Ikhsan, di Jakarta, Rabu (19/6/2019).

Untuk setiap unit faslitas fast charging membutuhkan investasi Rp 1 ‎miliar. Sebagai tahap awal PLN Disjaya akan membangun 5 unit fast charging yang akan dibangun di kantor PLN Disjaya.

"Kita sedang lelang untuk dua unit di kantor, kita cari teknologi yang terbaik," tuturnya.

Ikhsan mengungkapkan, PLN Disjaya sudah berkoordinasi dengan pihak operator penyedia jasa transportasi yang sudah mengoperasikan kendaraan listrik untuk mengetahui kebutuhan fast charging.

"Kami koordinasi dengan Blue Bird mau di mana, kemudian juga untuk bus listrik TransJakarta. Kita siapkan fast charging," tandasnya.


Operasikan Taksi Listrik, Blue Bird Gelontorkan Rp 40 Miliar

Sejumlah taksi mobil listrik parkir terlihat di pool Blue Bird, Jakarta, Selasa (23/4). Jumlah taksi mobil listrik Blue Bird akan terus meningkat hingga menjadi 200 unit pada 2020, dan mencapai 2 ribu unit pada 2025. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono menyatakan, Blue Bird telah mengeluarkan modal senilai Rp 40 miliar untuk mendatangkan mobil listrik dari Inggris dan China. Dana tersebut untuk mobil lengkap dengan stasiun pengisian dayanya.

Adrianto berujar, ada total 29 unit mobil listrik yang didatangkan, dengan rincian 25 unit merk BYD dan 4 unit merk Tesla. Untuk stasiun pengisian daya dibangun berjumlah 11 unit.

"Semua (Rp 40 miliar) mencakup mobil dan stasiun pengisian daya. Di kantor pusat sendiri ada 11 stasiun yang rencananya akan kita tambah 2-3 lagi, dan rencananya juga bisa digunakan untuk mobil listrik yang lain," ungkapnya di Jakarta, Senin (22/4/2019). 

Selain itu, diperkirakan tarif taksi listrik ini masih sama seperti taksi konvensional, karena meskipun unitnya cukup mahal, bahan bakarnya tidak semahal bensin.

Pemilihan merk BYD dan Tesla ini bukan tanpa alasan, karena menurut Adrianto, kedua merk tersebut sudah teruji kualitasnya, sehingga aman untuk dikendarai.

Sementara, Blue Bird berencana mengoperasikan 200 mobil listrik hingga tahun 2020 nanti. Blue Bird berharap nantinya penggunaan mobil listrik bisa menghilangkan konsumsi BBM hingga lebih dari 1,8 juta liter.

Pada 2020-2025 nanti, Blue Bird juga menargetkan akan tambah unit mobil listrik sebanyak 2.000 unit.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya