Perseteruan Ojek Online dan Pangkalan Kembali Memanas di Garut

Perseteruan ojek online atau ojol dan pangkalan di Garut, Jawa Barat, ini diduga adanya tindak penganiayaan yang dilakukan oknum ojek pangkalan.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 24 Jun 2019, 14:00 WIB
Ratusan ojol di Garut melakukan sweeping di lokasi ojek pangkalan, mereka bahkan terpaksa menurunkan spanduk secara paksa mengenai larangan pengemudi ojol (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Perseteruan lama antara ojek online atau ojol dan ojek pangkalan di Garut, Jawa Barat kembali memanas. Penganiayaan yang dilakukan oknum ojek pangkalan, diduga menjadi pemicunya.

Sekitar 200 motor gabungan pengemudi ojol di Garut pada Minggu lalu melakukan sweeping terhadap beberapa titik ojek pangkalan. Mereka bahkan sengaja menurunkan spanduk mengenai larangan masuknya ojol ke wilayah mereka.

Akibatnya, tak jarang pengemudi ojek pangkalan di beberapa titik melarikan diri. Mereka memilih menepi, menghindari hal yang tidak diharapkan.

"Jangan ada lagi diskriminasi, usaha kami sekarang legal dilindungi undang-undang dan diakui negara," ujar Haris, salah satu pengendara ojol di tengah rombongan, Minggu, 23 Juni 2019.

Menurutnya, seiring legalisasi dan pengakuan ojek online sebagai usaha jasa daring oleh pemerintah, seharusnya ojek pangakalan bisa lebih bijak memahami aturan itu. "Kami juga sama mencari nafkah buat keluarga," kata dia.

Dengan upaya itu, Haris bersama pengemudi ojol lainnya, bakal lebih respek terhadap ojek pangkalan. "Jika mereka tidak bisa memahami kami, kami pun bisa bersikap lebih dari ini kepada mereka," ujar dia mengingatkan.

Akibat sweeping tersebut, terjadi kemacetan lalu lintas di beberapa titik yang mereka lintasi. Bahkan, kondisi itu menjadi tontonan warga sekitar.

Asep, salah satu pengemudi ojek pangkalan Sukaregang, Garut Kota, yang melihat pengendara ojol menurunkan spanduk larangan ojek di pangkalan ojek Cimuncang, lebih memilih diam.

Menurutnya, kemarahan ratusan pengemudi ojol, disebabkan adanya penganiayaan yang dialami salah satu rekan mereka di pangkalan ojek Cimasuk. "Yang saya dengar demikian," kata dia.

Namun, khusus pangkalan Sukaregang, tempat mangkalnya selama ini, tidak pernah melakukan penolakan kedatangan ojol. "Lagian kami juga sudah paham (aturan), tapi baiknya memang ojol juga lebih menghargai ojek pangkalan," kata dia.

Asep berharap, kedua belah pihak bisa lebih bijak dalam menjalankan pekerjaannya. "Ya intinya harus saling menghargai," kata dia.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya