Ekspedisi Terios 7 Wonders Exotic Borneo Life Mencapai Garis Akhir

Bila biasanya eksplorasi hanya dilakukan di Indonesia, kali ini Terios 7 Wonders bergeser melintas batas negara tetangga, Malaysia setelah menyambangi dua destinasi di kota Pontianak, Kalimantan Barat.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 24 Jun 2019, 15:01 WIB
Semenggoh Nature Reserve sebagai wonders ke-6

Liputan6.com, Jakarta - Menjadi ekspedisi Terios 7 Wonders kedua tahun ini, ada yang berbeda pada perjalanan yang berlangsung pada 21 -23 Juni 2019. Bila biasanya eksplorasi hanya dilakukan di Indonesia, kali ini Daihatsu bergeser melintas batas negara tetangga, Malaysia setelah menyambangi 2 destinasi di kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Dengan pemeriksaan berlapis di Pos Batas Lintas Negara Entikong, perjalanan hari ke-2 kembali dilanjutkan menuju Bako National Park sebagai wonders ke-5.

Setelah menempuh perjalanan selama 1 jam dengan 7 unit Daihatsu Terios, seluruh peserta harus menggunakan kapal boat kecil bermuatan 5 orang menyeberang ke sebuah pulau.

Merupakan taman nasional tertua yang ada di Sarawak, tempat wisata ini sudah dipelihara dan dibuka sejak tahun 1957 karena memiliki 316 spesies tumbuhan, 22 spesies burung, 24 spesies hewan reptilia dan binatang berdarah dingin, serta 57 spesies mamalia.

“Perjalanan kali ini menikmati Keindahan alam dan wisata di Kuching, setelah menembus ke perbatasan Sarawak, Malaysia,” kata Amelia Tjandra, Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor.

Setelah melihat beberapa hewan dan tumbuhan yang berada di Bako National Park, perjalanan kembali dilanjutkan menuju destinasi wisata alam Sarawak, Semenggoh Nature Reserve sebagai wonders ke-6.


Menyambangi Kelenteng Tertua di Kuching

Perjalanan ditutup dengan menyambangi wonders ke 7, Toa Pe Kong, kelenteng tertua di Kuching

Di tempat ini tim ekspedisi menjumpai 3 jenis orang utan yang dilindungi karena hampir punah. Tak hanya itu, pengujung juga bisa melihat hewan primata tersebut makan di habibat aslinya.

Perjalanan ditutup dengan menyambangi wonders ke-7, Toa Pe Kong, kelenteng tertua di Kuching yang berumur hampir 200 tahun dan sangat populer bagi pemeluk agama Konghucu.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya