Liputan6.com, Jakarta Kebutuhan akan smartphone bagi masyarakat modern kini sangatlah penting. Tak hanya digunakan bagi orang dewasa, smartphone kini juga banyak sekali dimiliki oleh anak-anak. Adanya smartphone, beragam kegiatan dapat dilakukan secara cepat dan efisien, seperti bertukar informasi dan mengakses internet.
Baca Juga
Advertisement
Walaupun smartphone adalah kebutuhan yang sudah tak bisa dipisahkan di dalam kegiatan sehari-hari, menggunakan benda digital tersebut jika dengan waktu yang berlebihan tentu saja memberikan dampak negatif. Ada beragam dampak negatif yang bisa disebabkan oleh terlalu seringnya bermain smartphone yaitu kerusakan mata, kelelahan otak, gangguan saraf, kurangnya interaksi sosial dan sebagainya.
Menurut peneliti di University of the Sunshine Coast di Queensland, Australia terlalu sering menggunakan smartphone tak hanya akan berakibat mengubah perilaku seseorang tetapi juga tubuh manusia. Seperti salah satu kasus yang dibeberkan oleh ahli medis ini.
Tumbuh Tanduk di Tengkorak Belakang
Dilansir dari World of Buzz oleh Liputan6.com, Senin (24/6/2019) para peneliti di University of the Sunshine Coast di Queensland, Australia telah menemukan bahwa anak-anak muda mengalami penumbuhan sel aneh seperti tanduk di belakang kepala mereka.
Para peneliti berpendapat bahwa tumbuhnya tanduk ini terkait dengan pergeseran postur tubuh yang disebabkan oleh smartphone. Seorang ahli medis menemukan bahwa penggunaan smartphone memengaruhi tubuh sehingga tumbuh tanduk ini sebagai penyeimbang postur tubuhnya.
Para peneliti juga mengklaim bahwa temuan mereka ini adalah sebuah bentuk "adaptasi fisiologis atau kerangka" yang didokumentasikan dengan teknologi modern dalam kehidupan sehari-hari.
Advertisement
Penjelasan Peneliti
Dr David Shahar seorang ahli medis menjelaskan bahwa tumbuhnya tanduk di belakang tenmgkorak belakang ini akan terus tumbuh seiring berjalannya waktu. Ia juga menjelaskan bahwa terkadang tanduk ini mengganggu atau menimbulkan rasa sakit sehingga menganggu kenyamanan si penderita.
Menurut penelitiannya, fenomena khusus ini menjadi lebih jelas ketika dilakukan rontgen yang diambil pada beberapa kasus-kasus terakhir. Dia juga mencatat bahwa beberapa tanduk yang sangat perlu diperhatikan yang harus periksa ketika tumbuh berukuran hingga 30 milimeter. Rekan penulisnya, Dr Mark Sayers, mencatat bahwa pertumbuhan ini adalah ancaman kesehatan yang serius.
Dia mengatakan bahwa tanduk itu bisa menjadi "pertanda dari sesuatu yang buruk bisa terjadi di tempat lain, sebuah tanda bahwa kepala dan leher tidak dalam konfigurasi yang tepat." dikutip dari Washington Post oleh Liputan6.com.