Gedung Ambruk Berujung Maut di Kamboja, 7 Tersangka Ditangkap

Pengadilan Kamboja telah mendakwa tujuh orang pada Selasa dalam kasus ambruknya gedung tujuh lantai di Sihanoukville.

oleh Siti Khotimah diperbarui 25 Jun 2019, 14:01 WIB
Bangunan tujuh lantai itu terletak di dekat pantai Sihanouk, Kamboja yang dimiliki oleh perusahaan asal China (AFP)

Liputan6.com, Phnom Penh - Sebuah bangunan tujuh lantai di Kota Sihanoukville, Kamboja dikabarkan ambruk pada Sabtu, 22 Juni 2019. Hingga Selasa, sebanyak 28 orang dinyatakan tewas dalam insiden tersebut, kata seorang pejabat setempat.

Pengadilan Kamboja telah mendakwa tujuh orang pada Selasa, 25 Juni 2019. Lima di antara para tersangka berkewarganegaraan China. 

Perdana Menteri Hun Sen juga telah memecat seorang pejabat manajemen bencana seperti dilaporkan Channel News Asia, Selasa (25/6/2019).

Dua warga Tiongkok, pemilik bangunan Chen Kun dan pengawas konstruksi Deng Xing Gui, dijatuhi dakwaan pembunuhan tidak disengaja, menurut Pengadilan Provinsi Preah Sihanouk, Kamboja

Tiga warga negara China lainnya, seorang Vietnam dan seorang Kamboja, didakwa melakukan konspirasi, kata dokumen pengadilan.

Hun Sen memecat seorang pejabat manajemen bencana pada hari Senin karena gagal mengambil tanggung jawab atas bencana dan menerima pengunduran diri Yun Min, gubernur provinsi Preah Sihanouk.

Pengunduran diri tingkat tinggi atas kesalahan jarang terjadi di Kamboja.

Kecelakaan itu memicu perdebatan publik tentang sifat bisnis China di Kamboja, yang menurut para kritikus diizinkan beroperasi tanpa pengawasan yang cukup.

Sihanoukville adalah rumah bagi pelabuhan terbesar di Kamboja dan Zona Ekonomi Khusus Tiongkok yang terkait dengan Belt and Road Initiative yang dimiliki Beijing.

 

 

Simak pula video pilihan berikut:


Perjuangan Tim Penyelamat

Warga melihat rumah roboh di Jalan Pulo, Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusa, Jumat (26/4). Hingga saat ini petugas masih melakukan evakuasi warga yang masih terjebak di dalam puing bangunan rumah yang ambruk. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Selain korban meninggal, puluhan orang lainnya juga dilaporkan luka-luka. Dua orang juga belum ditemukan hingga hari ini.

"Struktur baja telah runtuh dengan sendirinya," kata juru bicara provinsi setempat, Oar Saroeun, kepada Reuters beberapa waktu lalu. "Kami hanya bisa menunggu dan mendengarkan tanda-tanda kehidupan," lanjut sumber itu.

"Kami khawatir lebih banyak dari itu akan runtuh mengenai mereka ... Kami akan bekerja sepanjang malam untuk melepas baja," lanjutnya.

Foto-foto yang dibagikan di media sosial menunjukkan kelompok penyelamat bekerja melalui tumpukan balok baja dan beton. Sementara sebuah gambar yang beredar sebelumnya, menunjukkan petugas berusaha mengeluarkan ekskavator dari reruntuhan bangunan. Saat itu dikhawatirkan terdapat puluhan orang yang terperangkat di dalamnya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya