Penjualan Listrik di Kalimantan Barat Meningkat

Kenaikan penjualan listrik menjadi salah satu target kinerja capai cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Jun 2019, 14:45 WIB
Pasukan Elit PLN saat beraksi di Menara Sutet Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - PLN Unit Induk Wilayah Kalimantan Barat meningkatkan penjualan listrik sebesar sebesar 9,32 persen hingga akhir Mei 2019. Hal ini merupakan hasil dari upaya perusahaan, memudahan masyarakat dalam mendapatkan listrik dan meningkatkan kinerja operasi.

General Manager Unit Induk Wilayah Kalimantan Barat Agung Murdifi mengatakan, hingga Mei 2019 pertumbuhan penjualan energi listrik meningkat, dengan total penjualan sebesar 1.050.096.746 kilo Watt hour (kWh).

"Pertumbuhan konsumsi listrik masyarakat mengalami kenaikan positif pada semua kelompok tarif baik secara bulanan maupun komulatif year of year," kata Agung, di Jakarta, Selasa (25/6/2019).

Pertumbuhan dari tahun ke tahun (year of year /YoY) tertinggi adalah pada tarif Industri (I) sebesar 16,85 persen, diikuti dengan tarif sosial (S) sebesar 13,78 persen.

Selanjutnya tarif Penerangan sementara ( L ) sebesar 11,55 persen, tarif rumah tangga (R) sebesar 9,04 persen, dan terakhir tarif bisnis (B) sebesar 6,08 persen.

Menurutnya, kenaikan penjualan listrik menjadi salah satu target kinerja capai cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya.

"Hal ini tidak terlepas dari upaya keras seluruh unit layanan dalam melakukan upaya-upaya penjualan, serta peningkatan mutu layanan kepada pelanggan," tandasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Alokasi Subsidi Listrik di 2020 Dipatok Rp 58,6 Triliun

Pasukan Elit PLN saat beraksi di Menara Sutet Jalan Asia Afrika, Jakarta, Rabu (12/8/2015). Pekerjaan tersebut mengandung resiko besar karena jaringan listrik masih dipelihara tanpa dipadamkan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengalokasikan Rp 58,62 triliun untuk subsidi listrik pada 2020. GOlongan pelanggan yang paling besar mendapat subsidi listrik adalah rumah tangga.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, subsidi listrik masih dinikmati 26 golongan pelanggan baik dari rumah tangga maupun industri kecil dan sosial.

"Peneriman subsidi masih banyak, ada dari industri, sosial. Kecuali pemerintahan ya itu enggak dapat," kata Rida di Jakarta, Sabtu (22/6/2019). 

Sebanyak 10 golongan pelanggan ‎yang menerima subsidi listrik terbesar adalah R1 450 VA sebesar Rp 31,09 triliun, golongan pelanggan ini menerima subsidi terbanyak dengan porsi 53,03 persen.

Golongan pelanggan berikutnya adalah 900 VA sebesar Rp 8,26 ‎triliun atau porsinya 14,95 persen. Berikutnya 900 VA rumah tangga mampu sebanyak Rp 5,90 triliun atau 10,07 persen. Subsidi industri I -2 sebesar Rp 2,51 triliun, golongan S2 sebesar Rp 2,30 triliun atau 3,92 persen.

Golongan pelanggan B1 2200 VA-5500 VA dengan besaran subsidi Rp 2,03 triliun dengan porsi 2,17persen,‎ golongan B1 900 VA sebesar Rp 1,27 triliun dengan porsi 2,17 persen dan S3 dengan besaran subsidi Rp 1,07 triliun atau 1,83 persen.

Golongan pelanggan B1 1.300 VA dengan besaran subsidi listrik Rp 840 miliar atau 1,44 persen dan S2 dengan besaran subsidi Rp 770 miliar atau 1,32 persen.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya