Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau sepanjang perdagangan saham Selasa pekan ini.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (25/6/2019), IHSG naik 31,98 poin atau 0,51 persen ke posisi 6.320,44. Indeks saham LQ45 juga menguat 0,59 persen ke posisi 1.003,92. Seluruh indeks saham acuan kompak menghijau.
Sebanyak 219 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 174 saham melemah dan 157 saham diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.327,98 dan terendah 6.308.
Baca Juga
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham 479.028 kali dengan volume perdagangan 14,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,8 triliun. Investor asing beli saham Rp 441,85 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.125.
Sebagian besar sektor saham menghijau yang dipimpin penguatan oleh sektor saham tambang naik 5,12 persen. Disusul sektor saham industri dasar menanjak 1,14 persen dan sektor saham pertanian mendaki 0,84 persen. Sementara itu, sektor saham aneka industri dan konstruksi masing-masing turun 0,08 persen dan 0,36 persen.
Saham-saham yang kompak menguat antara lain saham INDY mendaki 25,47 persen ke posisi Rp 1.675 per saham, saham SMBR mendaki 24,57 persen ke posisi Rp 1.090 per saham, dan saham ALKA naik 21,67 persen ke posisi Rp 438 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham YPAS turun 24,79 persen ke posisi Rp 352 per saham, saham HDFA tergelincir 19,05 persen ke posisi Rp 136 per saham, dan saham YULE susut 11,05 persen ke posisi Rp 161 per saham.
Bursa saham Asia sebagian besar melemah. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 1,15 persne, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,22 persen.
Selain itu, indeks saham Jepang Nikkei merosot 0,43 persen, indeks saham Shanghai turun 0,87 persen, indeks saham Singapura susut 0,19 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,67 persen. Sementara itu, indeks saham Thailand naik 0,29 persen.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pembukaan IHSG
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau di awal perdagangan Selasa ini. Seluruh sektor saham acuan menghijau sehingga mendorong penguatan pada perdagangan hari ini.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (25/6/2019), IHSG naik 23,63 poin atau 0,38 persen ke posisi 6.312,10. Pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG tetap menguat 30,55 poin atau 0,47 persen ke posisi 6.320,63.
Indeks saham LQ45 juga menguat 0,61 persen ke posisi 1.003,52. Seluruh indeks saham acuan berada di zona hijau.
Sebanyak 136 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 41 saham melemah dan 129 saham diam di tempat.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.320,81 dan terendah 6.309,84.
Total frekuensi perdagangan saham 18.490 kali dengan volume perdagangan 1,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 374 miliar.
Investor asing beli saham Rp 17,90 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) melemah ke posisi Rp 14.133.
Seluruh sektor saham acuan menghijau. Sektor saham perkebunan naik 1,24 persen dan membukukan penguatan terbesar. Disusul kemudian sektor saham infrastruktur yang menguat 0,95 persen dan sektor saham industri dasar yang melonjak 0,77 persen.
Sejumlah saham-saham yang mencatatkan penguatan sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain saham POSA naik 25 persen ke posisi Rp 450 per saham, saham TRIM melonjak 11,84 persen ke posisi Rp 170 per saham dan saham MPPA mendaki 7,34 persen ke posisi Rp 236 per saham.
Saham-saham yang melemah antara lain saham DNAR melemah 4,80 persen ke posisi Rp 238 per saham, saham HDFA susut 4,76 persen ke posisi Rp 160 per saham, dan saham MAMI turun 4 persen ke posisi Rp 97 per saham.
Advertisement
Perdagangan Kemarin
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga akhir penutupan perdagangan saham Senin pekan ini. Aksi jual investor asing bayangi laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (24/6/2019), IHSG melemah 26,97 poin atau 0,43 persen ke posisi 6.288,46. Indeks saham LQ45 melemah 0,70 persen ke posisi 998,04. Sebagian indeks saham acuan tertekan kecuali indeks saham DBX naik 0,42 persen ke posisi 1.036,28.
Sebanyak 212 saham melemah sehingga menekan IHSG. 184 saham menguat dan 138 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.320,53 dan terendah 6.280,22.
Total frekuensi perdagangan saham 432.034 kali dengan volume perdagangan 19,8 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12 triliun.
Transaksi saham yang besar ini didorong adanya saham Plaza Indonesia Realty (PLIN) yang mencapai Rp 4,4 triliun di pasar negosiasi. Saham PLIN ditransaksikan di posisi harga Rp 3.847 per saham. Total frekuensi empat kali.
Investor asing jual saham Rp 111,12 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.140.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 2,21 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor tambang menguat 0,14 persen. Sementara itu, sektor saham industri dasar turun 1,04 persen, sektor saham aneka industri dan konstruksi turun masing-masing 0,88 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham POSA mendaki 25 persen ke posisi Rp 360 per saham, saham SFAN mendaki 24,49 persen ke posisi Rp 615 per saham, dan saham ERAA melonjak 19,19 persen ke posisi Rp 1.615 per saham.
Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham YULE turun 11,27 persen ke posisi Rp 181 per saham, saham TARA tergelincir 10,30 persen ke posisi Rp 740 per saham, dan saham TRIM susut 9,52 persen ke posisi Rp 152 per saham.
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng catatkan penguatan 0,14 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,03 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,13 persen, indeks saham Thailand menguat 0,10 persen dan indeks saham Shanghai naik 0,21 persen.
Sementara itu, indeks saham Singapura dan Taiwan masing-masing turun 0,35 persen dan 0,23 persen.
Analis PT Panin Sekuritas, William Hartanto menuturkan, IHSG masih menguji level 6.300. Koreksi tipis terjadi pada saham-saham unggulan. "Tidak ada sentimen negatif. Justru di saat seperti ini saya rekomendasi buy karena kita sudah tahu trade balance bagus," ujar William saat dihubungi Liputan6.com.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Mei 2019 surplus USD 0,21 miliar. Realisasi ini membaik dari posisi neraca perdagangan April 2019 yang defisit sebesar USD 2,5 miliar.