4 Orang Ini Nekat Memalsukan Kematiannya Sendiri

Semua hal itu tak lama terbongkar. Ada yang berhasil ditangkap oleh polisi dan ada pula yang tiba-tiba muncul sendiri lalu mengakui bahwa kematian mereka adalah rekayasa.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 25 Jun 2019, 18:35 WIB
Ilustrasi Foto Pemakaman (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Dikarenakan oleh sejumlah alasan, beberapa orang ini nekat memalsukan kematian. Mereka memilih pura-pura meninggal dunia untuk menghindari permasalahan hukum.

Tak ingin kena jeratan hukum, beberapa orang ini ada yang bertahun-tahun tinggal dipengasingan dan jauh dari kota besar.

Namun, semua hal itu tak lama terbongkar. Ada yang berhasil ditangkap oleh polisi dan ada pula yang tiba-tiba muncul sendiri lalu mengakui bahwa kematian mereka adalah rekayasa.

Seperti dikutip dari Listverse.com, Selasa (25/6/2019) berikut 4 orang yang sengaja memalsukan kematian:

 


1. Ken Kasey

Ilustrasi Foto Pemakaman (iStockphoto)

Seorang penulis novel asal Amerika Serikat Ken Kesey harus mendekam di dalam penjara setelah memalsukan kematiannya sendiri.

Kala itu, ia berusaha menghindar dari permasalahan hukum yang menjeratnya. Ia didakwa atas kepilikan ganja. Lalu ia berpura-pura meninggal dunia lantaran bunuh diri.

Namun, rekayasa kematian ini terungkap oleh FBI, setelah delapan bulan ia mencari perlindungan di Meksiko.

Setelah mengetahui skenario yang dibuat oleh Ken Kasey dijebloskan ke dalam pencara Redwood City, California, Amerika Serikat.

 


2. John Stonehouse

Ilustrasi pemakaman. (list25.com)

Mantan parlemen Partai Buruh Inggris memalsukan kematiannya di Miami pada 1974 untuk keluar dari kesulitan keuangan yang dihadapinya.

Setumpuk pakaian miliknya ditemukan di pantai Miami, setelah dia seharusnya masuk ke air untuk berenang. Stonehouse ditemukan di Melbourne bersama mantan sekretarisnya, Sheila Buckley.

Dia juga diketahui memiliki dua paspor palsu. Pada 1976, dia diputus bersalah dan dihukum 7 tahun penjara.

 


3. Lenin Carballido

Ilustrasi Foto Pemakaman (iStockphoto)

Seorang pria yang dinyatakan telah meninggal dunia terpilih menjadi walikota di Negara Bagian Oaxaca, Meksiko. Tapi jangan salah sangka dulu, ia tidak benar-benar kehilangan nyawa. Hanya sertifikat kematiannya saja yang menyebutnya sudah tiada.

Pria bernama Lenin Carballido terpilih sebagai Walikota San Agustin Amatengo, kota dengan jumlah penduduk sekitar 1.400 jiwa. Dalam kampanyenya, Lenin menyebar poster bergambar dirinya dan ribuan penduduk dengan slogan "Now it the Time" dan United for Development".

Pada penghitungan suara yang berlangsung Minggu 7 Juli 2013 lalu, Carballido dinyatakan menang. Namun saat ini, kemenangan itu dipersengketakan karena akta kematiannya mendadak mencuat ke publik.

Dalam akta tersebut, disebutkan Carballido meninggal karena koma saat mengidap penyakit diabetes pada 2010. Tak lama, akta tersebut diketahui digunakan untuk membebaskannya dari jeratan hukum. Ia pernah tersangkut kasus pemerkosaan beramai-ramai pada 2004 silam.

"Dia membohongi petugas pemerintah. Ia juga membuat catatan palsu. Jika ini telah terbukti, ia tidak bisa jadi walikota," sambung dia.

 


4. Arkady Babchenko

Ilustrasi Foto Pemakaman (iStockphoto)

Jurnalis yang terkenal sebagai pengkritik Rusia ini menghebohkan jagat dengan tiba-tiba muncul dalam konferensi pers, setelah kabar kematiannya menyebar. Berkat operasi khusus, pihak berwenang Ukraina berhasil menggagalkan rencana pembunuhan terhadap Babchenko, sekaligus mengumpulkan bukti keterlibatan Rusia.

Babchenko pernah meliput konflik di Ukraina timur antara pasukan Ukraina dan separatis pro Rusia yang menewaskan lebih dari 10.000 orang dalam empat tahun.

Rusia dituduh memberikan dukungan militer kepada pemberontak. Pada Februari 2017, Babchenko kerap mendapat ancaman pembunuhan sehingga membuatnya berpindah-pindah negara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya