Golden Flower Bakal Catatkan Saham Perdana di BEI

PT Golden Flower Tbk, produsen pakaian Calvin Klein ini akan mencatatkan saham perdana dengan kode saham POLU.

oleh Bawono Yadika diperbarui 26 Jun 2019, 07:50 WIB
Suasana di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (2/11/2015). Pelemahan indeks BEI ini seiring dengan melemahnya laju bursa saham di kawasan Asia serta laporan kinerja emiten triwulan III yang melambat. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT Golden Flower Tbk, perusahaan bergerak di industri garmen akan mencatatkan saham perdana dengan kode saham POLU di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan saham Rabu (26/6/2019).

Head of Investment UOB Kay Hian, John Octavianus mengatakan, Perseroan menetapkan harga penawaran perdana saham atau initial public offering (IPO) sebesar Rp 288 per saham.

"Respons pasar bagus selama masa penawaran awal saham pada 17 Mei-27 Mei 2019 kemarin. Sudah tercover semua saham yang ditawarkan," terangnya di Jakarta.

Dia melanjutkan, produsen pakaian Calvin Klein ini melakukan IPO sebanyak-banyaknya 150 juta saham atau 20 persen dari total modal yang ditempatkan atau disetor penuh perusahaan. Perseroan mengincar dana segar dari aksi IPO senilai Rp 43,2 miliar.

Adapun dana yang diperoleh dari hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku, biaya produksi, biaya operasional, biaya pemasaran, dan lain lain. Pada 2018, penjualan Perseroan tercatat  sebesar Rp438,46 miliar atau naik 0,16 persen secara tahunan.

Penjualan ekspor menjadi kontributor terbesar yakni 95,43 persen atau sebesar Rp418,44 miliar, sedangkan Rp23,05 miliar lainnya berasal dari penjualan lokal. 

Dalam proses penawaran perdana saham ini, perseroan menunjuk Head of Investment UOB Kay Hian sebagai perusahaan penjamin emisi efek. PT Golden Flower Tbk akan menjadi emiten ke-17 yang tercatat di BEI pada tahun berjalan 2019.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


BEI Kantongi Mandat 25 Mandat Calon Emiten Baru

Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengatakan sudah mengantongi 25 calon emiten baru (pipeline) yang siap melantai di pasar modal. 

Seperti diketahui, manajemen BEI menargetkan sebanyak 75 emiten melantai di bursa saham pada 2019. Adapun hingga kini 13 emiten telah melakukan initial public offering (IPO) di BEI.

"Sudah dokumen sudah masuk yang 25 calon emiten. Ada yang menggunakan laporan keuangan Desember, ada yang maret," terang Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna di Jakarta, Selasa, 11 Juni 2019.

Dia menambahkan, sebanyak 25 calon emiten tersebut dipastikan akan melakukan IPO di bursa saham pada 2019.

"Kita yakin 25 ini masuk semua. Ada beberapa dokumen yang sedang diperbaiki dan sudah diperbaiki. Jadi 25 itu besar kemungkinan akan dicatatkan," paparnya.

BEI pun terus berupaya mendorong agar lebih banyak calon emiten baru mencari pendanaan di pasar modal.

"Yang kita tunggu dan sangat support adalah underwriter dan para entrepreneur untuk sampaikan dokumen yang belum lengkap. Karena kondisi pasar saat ini sudah favourible," ujarnya.

 


BEI Pastikan Aturan E-Bookbuilding Rampung Oktober 2019

Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) menegaskan aturan electronic book building (e-bookbuilding) dalam penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) akan tetap dirilis pada kuartal III 2019.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna mengatakan, e-bookbuilding akan dirilis pada Oktober 2019. Sebelum riiis e-bookbuilding, akan dilakukan uji coba terlebih dahulu.

"Enggak molor kok, sesuai dengan schedule. Nanti akan ada seperti pilot projectnya terlebih dulu untuk pemakaian e-bookbuilding," terangnya di Jakarta, Selasa, 11 Juni 2019.

Dia menuturkan, saat ini pihaknya tengah memastikan agar sistem e-bookbuilding agar rampung terlebih dahulu. Sedangkan peraturan mengenai porsi penjatahan (allotment) sudah tertera dalam draft peraturan.

"E-bookbuilding sudah ada di draft peraturan. Uji coba untuk sistem masih dalam proses. Jadi mohon ditunggu dulu," terangnya. "Jadi targetnya ya tetap Oktober ya. Tidak ada perubahan," tegas ia menambahkan.

E-bookbuilding ini jadi merupakan penawaran awal secara elektronik  terutama dalam penawaran saham perdana. Bookbuilding merupakan proses penawaran awal untuk menentukan harga jual saham penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) dengan mengetahui minat beli investor.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya