Liputan6.com, Jakarta - Surabaya Bhayangkara Samator berhasil menyabet gelar juara Asian Peace Cup 2019 yang digelar pada 23-25 Juni 2019 di GOR Simpruk Pertamina Jakarta. Tim voli putra yang mewakili Indonesia di turnamen persahabatan ini sukses mengangkat trofi kemenangan dengan rekor tak terkalahkan sepanjang turnamen berlangsung.
Nizar Zulfikar Munawar dan kawan-kawan mengalahkan Korea Utara dengan skor 3-1 (25-22, 25-21, 21-25, 25-13), pada hari penutup, Selasa (25/6). Sebelumnya, Samator sudah mengantongi satu kemenangan atas Korea Selatan dengan rubber set 3-2 (27-25, 32-34, 25-23, 19-25, 15-19).
Baca Juga
Advertisement
Sementara tim putri Jakarta PGN Popsivo Polwan harus puas menempati peringkat ketiga Asian Peace Cup 2019. Dalam laga penentuan Rabu (25/6) Popsivo digulung kekalahan 2-3 (25-19, 25-22, 18-25, 15-25, 9-15) atas tim putri Vietnam. Korea Utara jadi tim yang paling lemah, karena tidak berhasil mengumpulkan satu poin pun.
Turnamen ini diadakan atas kerja sama Korea dengan pihak Korea. Turnamen ini diikuti tiga negara yakni Korea Selatan, Korea Utara, dan Indonesia yang diwakili Samator di bagian putra. Sedangkan di bagian putri terdiri dari empat negara yakni Korea Selatan, Korea Utara, Vietnam, dan Indonesia diwakili Popsivo.
Ketua Umum PP. PBVSI, Komjen Pol (P) Imam Sudjarwo, menyambut gembira adanya event yang baru pertama kali terlaksana ini. Dia bangga Indonesia bisa jadi tuan rumah turnamen perdamaian.
"Kita bangga. Bukan hanya PP. PBVSI yang bangga tapi negara bangga dengan turnamen yang sifatnya perdamaian antara Korea Utara dan Korea Selatan ini," jelas Imam Sudjarwo.
"Kami akan main lagi di ajang yang sama di Pyongyang, Korea Utara. Nanti dengan tim baru lagi, rencananya junior yang akan ditampilkan di sana. Untuk timnas tidak bisa, karena itu Oktober sementara November sudah SEA Games," papar Imam Sudjarwo.
Sukses Samator
Pelatih Samator Ibarsjah Djanu Tjahyono tidak terlalu puas dengan penampilan anak asuhnya. Kondisi fisik para pemain dinilai tidak prima usai libur lebaran. Waktu seminggu latihan tidak cukup untuk mengembalikan permainan Samator yang sesungguhnya.
"Bola pertama itu kita kecolongan sampai empat poin. Seharusnya nggak boleh sampai segitu. Okelah salah, tapi setelah itu cepat putar. Jadinya memimpin sebentar, lalu imbang lagi," ujar Ibarsjah.
"Tetap ada evaluasi. Fokus servis harus lebih ditingkatkan lagi, lalu receive dan block juga," tambahnya.
Advertisement
Persiapan Singkat
Sementara itu, Pelatih tim putri Jakarta PGN Popsivo Polwan, Octavian merasa hasil yang diraih timnya sudah maksimal. Dia juga menyebut kendala waktu persiapan yang singkat untuk anak-anak asuhannya.
"Sudah maksimal, kekuatan anak-anak memang segini. Kekuatan cuma dua set setelah itu yang ditakutkan kalau dipaksa ada yang cedera, ada yang ketarik otot. Memang habis libur lebaran, latihan juga nggak ada latihan fisik sama sekali," terang Octavian.
Dengan ini, Vietnam keluar sebagai pemenang dengan koleksi tiga kemenangan penuh. Disusul Korea Selatan yang menjadi runner-up setelah mengumpulkan dua kemenangan dan satu kali kalah.
Saksikan video pilihan di bawah ini