Liputan6.com, Bandung Penyanyi Michael Jackson merupakan salah satu sosok hebat yang semasa hidupnya memiliki riwayat penyakit kelainan imun vitiligo. Untuk meningkatkan kesadaran soal penyakit ini sejak 2011 di setiap tanggal kematian bintang pop dunia itu, yakni 25 Juni, diperingati sebagai Hari Vitiligo Sedunia.
Tahun ini Indonesia untuk pertama kalinya turut memperingati Hari Vitiligo Sedunia. Kegiatan ini dilakukan di RS Hasan Sadikin Bandung Jawa Barat.
Advertisement
Vitiligo yang dalam bahasa Sunda disebut corob, merupakan penyakit karena kelainan pigmentasi kulit. Hal ini membuat muncul bercak seperti susu pada kulit seperti yang dialami oleh Michael Jackson.
Bentuk, luasan, dan lokasi munculnya bercak putih tersebut beragam dan acak. Umumnya, pasien tidak mengetahui gejala awalnya, kemudian seketika muncul bercak putih itu. Kadang ada yang menganggapnya seperti panu padahal bukan seperti disampaikan juru bicara Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) Diah Puspitasari
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Luasan Bercak Putih Vitiligo
Dokter memerlukan waktu untuk mengetahui progresivitas, luas, dan berat atau ringannya vitiligo pada pasien.
"Jadi, (mengenai) progresif penyakit, kemudian apakah lokal, meluas, atau seberat apa, memang agak sulit dilihat ya. Hanya memang kami biasanya memantau secara klinis dalam beberapa bulan. Misalnya dalam 3-6 bulan ternyata perkembangan cepat, berarti kemungkinan progresivitasnya cepat. Tapi dalam tiga atau enam bulan kok kelainan kulitnya hanya segitu-gitu saja, berarti dia akan menetap segitu," ujar Diah di RSHS, Bandung pada peringatan Hari Vitiligo Sedunia, Selasa, 25 Juni 2019.
Ada berbagai cara pengobatan vitiligo tapi disesuaikan dengan masing-masing respons pasien. Mengenai durasi penyembuhan, antara pasien satu dengan yang lain bisa berbeda seperti disampaikan Kepala Divisi Dermatologi Anak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung Jawa Barat, Reiva Farah Dwiyana.
Saat ini pengobatan vitiligo yang cukup efektif ialah dengan obat yang dioles, fototerapi, serta obat yang diminum sebagai tambahan. Semuanya memberikan hasil yang bervariasi pada tiap-tiap individu.
Berdasarkan data yang dimiliki oleh RSHS Bandung, kunjungan pasien vitiligo usia anak mencapai 100 orang dan dewasa ada sekitar 300 orang per tahun.
Advertisement