Liputan6.com, Jakarta - Proposal perdamaian Israel - Palestina yang dibuat Donald Trump telah memicu gelombang protes di seluruh penjuru negeri Palestina pada Senin, 24 Juni 2019.
Mereka menolak inisiatif ekonomi yang diumumkan penasihat sekaligus menantu Trump, Jared Kushner yakni dana investasi megaproyek sebesar US$ 50 miliar yang akan digelontorkan kepada Timur Tengah dengan Ramallah sebagai prioritas. Dengan syarat, jika proposal sang presiden nyentrik Negeri Paman Sam mendapatkan tanggapan positif.
Hal itu memancing kemarahan, dengan Hamas mengatakan: Palestina tidak untuk dijual.
Warga Palestina turut menentang Konferensi Bahrain yang menjadi wadah bagi AS dan negara-negara Arab untuk membahas aspek ekonomi dari inisiatif bernama Deal of the Century tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Dalam protes yang berlangsung di wilayah Tepi Barat, dari Hebron hingga Nablus, tampak massa aksi membakar poster Presiden AS Donald Trump dan Raja Bahrain Hamad bin Isa al-Khalifah. Sebagian pengunjuk rasa di Ramallah juga membawa peti mati raksasa dengan tulisan "Deal of the Century akan menemui ajal".
Menanggapi demonstrasi tersebut, Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Al Shun mengatakan gelombang protes merupakan ekspresi pribadi dari warganya.
"Demo membakar foto raja Bahrain, itu bukan sikap pmerintah," kata Zuhair saat ditemui dalam konferensi pers di Jakarta pada Kamis (27/6/2019).
Saat ditanya bagaimana tanggapan Palestina terhadap Bahrain dan negara-negara yang datang dalam konferensi yang membahas proposal Trump, Zuhair menjawab: "Memang negara-negara Arab ada yang tunduk (dengan pemerintah AS) yang menjadi kelemahan negara-negara Arab itu sendiri."
Namun bagaimanapun, Dubes menegaskan sikap Palestina yang tidak akan mengizinkan keputusan konferensi Bahrain untuk diimplementasikan dalam negerinya.
Simak pula video pilihan berikut:
Gelombang Protes Terjadi di Seluruh Penjuru Negeri
Protes juga berlangsung di kota bagian selatan Halhul, lapor Japan Times. Para pemuda berdemonstrasi di muka tentara Israel dan petugas keamanan merespons dengan gas air mata.
Demonstrasi juga terjadi di Jalur Gaza, meskipun peserta tidak cukup banyak. Seorang pria lajang yang berpakaian sebagai almarhum pemimpin Palestina Yasser Arafat, berdiri di jalan di Kota Gaza. Ia mencoret-coret bendera Israel dan Amerika.
"Pesan saya untuk pertemuan di Bahrain, biarkan kami sendiri, biarkan kami dalam damai," kata pria itu, Ibrahim al-Nahal. "Kami tidak butuh uangmu ... tidak ada yang bisa menghentikan revolusi Palestina."
Penguasa Hamas di Gaza juga menyerukan pemogokan umum dan demonstrasi massa akhir pekan ini.
"Kami menyatakan penolakan kami terhadap Deal of the Century dan konferensi Bahrain," kata pejabat senior Hamas Mushier al-Massri kepada wartawan, Senin. "Kami berjanji untuk bekerja untuk membatalkan konspirasi ini."
Sementara itu, juga terjadi kebakaran di tanah pertanian bagian selatan Israel. Sumber kebakaran dituduh datang dari Jalur Gaza.
Otoritas Palestina telah menolak proposal perdamaian AS dan memboikot lokakarya di Bahrain. Dalam workshop itu, pemerintahan Trump berharap dapat menggalang dukungan Timur Tengah dan menyukseskan janji keuangan dari para pemangku kepentingan Arab dan Israel.
Palestina sendiri melihat AS sama sekali tidak memihaknya. Ramallah dengan tegas mengatakan, sebuah mekanisme ekonomi tidak dapat berperan dalam penyelesaian konflik.
Advertisement