Liputan6.com, Jakarta Kanker yang dianggap sebagai sebagai salah satu penyakit paling mematikan ternyata sudah ada sejak dulu. Bahkan hal ini juga diyakini oleh para pakar arkeolog yang secara saintifik mengemukakan bahwa kanker sudah ada sekitar 2700 sebelum masehi. Walaupun sudah ada sejak berabad-abad lalu tapi obat untuk kanker sendiri belum banyak ditemukan.
Baca Juga
Advertisement
Belum banyaknya obat untuk kanker ini menyebabkan harga obat untuk kanker sendiri cenderung mahal dan sulit dijangkau untuk kalangan tertentu. Selain mematikan, kanker juga menjadi penyakit yang sangat mahal penanganannya.
Diperlukan biaya yang fantastis untuk proses penyembuhannya, mulai dari operasi sampai obat yang harus dikonsumsi.
Namun ada salah satu negara yang punya cara tersendiri untuk membasmi kanker dan memastikan seluruh warganya bisa menjangkau obat kanker. Pemerintah India punya cara tersendiri agar para pasien kanker memperoleh penanganan medis yang terjangkau, yakni memangkas harga obat-obatan sampai 87%, seperti Liputan6.com lansir dari India Times, Kamis (27/6/2019).
Gencar Membasmi Kanker di India
Keputusan ini diambil setelah proses peninjauan data yang dihimpun dari sejumlah produsen obat, dibantu tim National Pharmaceutical Pricing Authority (NPPA), lembaga pengontrol harga obat-obatan yang bertugas di bawah kementerian India.
Hasilnya terdapat sembilan obat kanker yang akan dikontrol harga penjualannya oleh pemerintah agar tetap terjangkau oleh masyarakat luas.
Salah satu obat yang didiskon, yakni pemetrexed (500 mg), obat suntik yang digunakan saat kemoterapi. Obat kanker paru-paru yang dijual dengan merek Pemxcel ini harganya turun dari semula Rs22.000 (sekitar Rp4,5 juta) menjadi hanya Rs2.800 (sekitar Rp575.000).
Sementara itu, obat epirubicin yang juga biasa digunakan untuk kemoterapi dan dijual dengan merek Epichlor, diturunkan harganya dari Rs2.662 (sekitar Rp547.000) menjadi Rs960 (sekitar Rp197.000) untuk ukuran 50 mg.
Selain obat-obat di atas, beberapa obat lain yang didiskon termasuk everolimus dengan merek Lanolimus, tablet erlotinib dengan merek Erlotaz, serta leuprolide acetate, obat suntik yang biasa digunakan untuk terapi hormon pasien kanker yang dipasarkan dengan merek Leuprogon Depot.
Ini bukan kali pertama pemerintah India memotong harga obat-obatan. Februari lalu, NPPA juga mengumumkan 42 jenis obat untuk perawatan kanker, 72 formulasi obat, dan lebih dari 390 merek yang harganya akan didiskon hingga 30%.
Advertisement