Keren, Kampus Ini Ciptakan Robot Perawat untuk Bantu Pasien Demensia

Demensia sendiri bukanlah sebuah penyakit namun merupakan suatu gejala yang disebabkan oleh penyakit atau kelainan pada otak.

oleh Afifah Cinthia Pasha diperbarui 27 Jun 2019, 11:40 WIB
semakin tua seseorang semakin sulit pula mereka lepas dari obat. (Ilustrasi Lansia/iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Masalah yang sering dialami oleh banyak lansia adalah Demensia. Demensia sendiri bukanlah sebuah penyakit namun merupakan suatu gejala yang disebabkan oleh penyakit atau kelainan pada otak. Demensia adalah sekumpulan gejala yang ditandai dengan penurunan kemampuan otak untuk berpikir, mengingat, dan berkomunikasi akibat kematian sel-sel otak.

Penderita demensia umumnya akan mengalami depresi, perubahan suasana hati dan perilaku, kesulitan bersosialisasi, hingga berhalusinasi. Penderita tidak mampu hidup mandiri dan memerlukan dukungan orang lain.

Perlu diingat bahwa tidak semua orang yang mengalami penurunan daya ingat atau penurunan kemampuan fungsi otak dapat diasosiasikan dengan demensia. Sindrom ini umumnya menyerang orang-orang lansia di atas 65 tahun. Oleh karena itu tidak mudah untuk merawat lansia yang mengidap demensia.

Demensia menurunkan kemampuan fungsi otak dan daya ingat. Sindrom ini juga menurunkan kemampuan dalam berpikir dan melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga diperlukan kesabaran ekstra dalam merawat pasien demensia.


Merawat Pasien Pengidap Demensia

Robot Perawat Demensia (sumber: mcknightsseniorliving)

Para perawat, baik anggota keluarga maupun perawat profesional, perlu memahami dengan baik apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam menangani pasien demensia.

Untuk mempermudah salah satu kampus ternama di Amerika menggunakan robot dalam melakukan pekerjaan ini. Sekelompok peneliti dari University California San Diego mendesain sebuah robot yang dapat membantu keluarga atau perawat dalam menangani lansia dengan dimensia.

Seperti yang Liputan6.com lansir dari  Mc Knights Senior Living, Kamis (27/6/2019) proses pembuatan robot ini cukup unik, karena para peneliti tidak merancangnya sendirian. Para peneliti berkolaborasi dengan sejumlah keluarga, pekerja sosial, dan perawat profesional selama enam bulan untuk mencari tahu desain robot seperti apa yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

Dari hasil diskusi ditemukan, para perawat menginginkan robot yang mampu memenuhi dua fungsi utama, yakni menunjang momen-momen positif antara pasien demensia dan perawat, serta menekan stres yang kerap dialami perawat dengan cara membantu melakukan tugas-tugas yang rumit dan melelahkan. Di antaranya yakni menjawab pertanyaan pasien demensia yang diulang-ulang dan membatasi konsumsi makanan yang tidak sehat untuk mereka.

Para perawat juga menginginkan robot yang dapat berinteraksi dengan pasien demensia dengan cara membantu aktivitas sehari-hari, seperti mengingatkan untuk minum obat. Berbagai kemudahan yang ditawarkan robot ini diharapkan mampu meningkatkan kebahagiaan para lansia, yang mengidap demensia agar tidak kewalahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya