IFC Tambah Investasi ke Sektor Swasta Indonesia Hingga USD 1 Miliar

Investasi sebesar USD 1 miliar tersebut IFC diberikan dalam hitungan tahun fiskal untuk periode Juli-Juni.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 27 Jun 2019, 13:19 WIB
International Finance Corporation (IFC) di BEI, Jakarta. Dok IFC

Liputan6.com, Jakarta International Finance Corporation (IFC) bakal meningkatkan investasi pada sektor swasta di Indonesia hingga USD 1 miliar tiap tahun. Angka itu meningkat lebih dari tiga kali lipat dibanding tahun-tahun sebelumnya yang sebesar USD 300 juta.

"Kita on average selama 10 tahun terakhir itu sekitar USD 300 juta. Jadi ini adalah 3 kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya," ujar Senior Country Officer IFC Indonesia Jack Sidik di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (27/6/2019).

Investasi sebesar USD 1 miliar tersebut IFC diberikan dalam hitungan tahun fiskal untuk periode Juli-Juni, dan telah mulai disalurkan pada Juli 2018 hingga Juni 2019.

Jack Sidik mengaku pihaknya berani mengeluarkan investasi yang jauh lebih besar sebab percaya dengan adanya peningkatan kegiatan ekonomi di Indonesia.

"Karena kita lebih aktif aja, dan Indonesia juga economy activity-nya lebih banyak. Jadi kita lebih banyak opportunity untuk bantu pihak swasta," ungkap dia.

"Tapi yang bisa saya kasih tahu adalah strategi kita for the next 3 years, we will do USD 3,6 miliar. Setiap tahunnya kira-kira USD 1 miliar. Itu adalah targetnya kita," dia menambahkan.

Agar misi tersebut bisa berjalan baik, ia juga memperingatkan Pemerintah RI untuk terus melakukan reformasi. Seperti dalam bidang infrastruktur, dimana harus ada pembukaan lebih banyak kepada private sector untuk berpartisipasi.

"Jadi lebih banyak reform yang dilakukan pemerintah, lebih banyak kesempatan untuk kita membantu perkembangan di Indonesia," pungkas dia.


IFC: Partisipasi Perempuan Lebih Besar di Perusahaan Berdampak buat Indonesia

International Finance Corporation (IFC), anggota dari Kelompok Bank Dunia.

International Finance Corporation (IFC) selaku anggota dari Kelompok Bank Dunia (World Bank) menilai, kehadiran perempuan dalam jajaran direksi di sebuah perusahaan memiliki peran penting terhadap kesuksesan korporasi.

Senior Country Officer IFC Indonesia, Jack Sidik mengemukakan, perusahaan-perusahaan dengan lebih banyak perempuan dalam keanggotaan dewannya menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik.

Namun, ia mencermati, partisipasi perempuan di level manajemen sangat kurang di Indonesia jika dibanding dengan negara ASEAN lain.

"Dalam research yang kita lakukan ini, sudah menunjukan bahwa lebih banyak perempuan di senior management dan di board level, itu banyak sekali benefit-nya kepada perusahaan itu sendiri. Dan menurut kita, dengan lebih banyaknya partisipasi perempuan, bukan hanya baik buat perusahaan, tapi juga buat negara Indonesia," tutur dia di Jakarta, Kamis (27/6/2019).

Menurut penelitian IFC berjudul Keanekaragaman Gender Dewan Perusahaan di ASEAN, perusahaan yang memiliki lebih dari 30 persen anggota dewan perempuan melaporkan rata-rata Tingkat Pengembalian Aset atau Return of Assets (ROA) sebesar 3,8 persen.

Itu lebih besar dari perusahaan yang tidak memiliki anggota dewan perempuan, dengan ROA sebesar 2,4 persen. 

Demikian pula dengan Rasio Pengembalian Ekuitas atau Return of Equity (ROE), perusahaan-perusahaan yang memiliki lebih dari 30 persen anggota dewan perempuan melaporkan rata-rata ROE sebesar 6,2 persen.

Sedangkan perusahaan-perusahaan yang memiliki dewannya hanya beranggotakan pria hanya melaporkan ROE sebesar 4,2 persen. 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya