Studi: Selfie Lebih Berbahaya Lima Kali Lipat daripada Serangan Hiu

Menurut sebuah hasil studi terbaru, selfie alias swafoto disebut lebih berbahaya lima kali lipat dibandingkan serangan hiu. Benarkah?

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 27 Jun 2019, 17:03 WIB
Ilustrasi Orang lagi selfie (iStockPhoto)

Liputan6.com, New Delhi - Swafoto (selfie), yang menjadi sensasi global dalam satu dekade terakhir, disebut telah membunuh lima kali lebih banyak orang dibandingkan serangan hiu.

Angka kematian akibat swafoto juga dilaporkan merayap secara bertahap setiap tahunnya, karena ponsel pintar (smartphone) menjadi lebih canggih, dan kehadiran selfie-stick meningkatkan jangkauan di mana orang dapat mengambil foto sendiri, mendorong mereka untuk mengambil risiko lebih besar untuk pengambilan gambar yang sempurna.

Dikutip dari Channel News Asia pada Kamis (27/6/2019), sementara wanita paling sering berswafoto, pria muda --yang lebih cenderung mengambil risiko-- justru menempati tiga perempat kematian akibat selfie, seperti tenggelam, terjatuh, dan kecelakaan lainnya.

Antara Oktober 2011 dan November 2017, setidaknya 259 orang tewas akibat swafoto di seluruh dunia, menurut Journal of Family Medicine and Primary Care --sebuah jurnal asal India-- dibandingkan dengan hanya 50 orang yang terbunuh oleh serangan hiu pada periode sama.

India, dengan populasi lebih dari 1,3 miliar dan 800 juta telepon seluler, memegang rekor jumlah orang yang meninggal dalam aksi memotret diri mereka sendiri, dengan 159 kasus tercatat sejauh ini.

Fakta tersebut lebih dari setengah dari total kecelakaan serupa secara global.

Selain itu, India juga melihat kelompok usia muda semakin berani mempertaruhkan nyawa, ketika mereka ditabrak kereta atau tenggelam setelah berusaha mengambil swafoto terbaik.

Situasinya menjadi begitu mengerikan sehingga India menetapkan zona "tanpa swafoto" di berbagai tempat, utamanya pada destinasi wisata.

 

 


Kejadian Serupa di Berbagai Negara

Ilustrasi Orang lagi selfie (iStockPhoto)

Di belakang India, beberapa negara lain yang juga mengalami peningkatan jumlah kematian akibat swafoto adalah Rusia (16), Amerika Serikat (14), dan Pakistan (13).

Di Rusia, orang-orang jatuh dari jembatan dan gedung-gedung tinggi, menembak diri mereka sendiri, atau bahkan mati ketika menangani ranjau darat. Bahkan, polisi mengeluarkan panduan untuk "swafoto tanpa bahaya" pada 2015.

Di AS, sebagian besar dari mereka yang tewas karena swafoto berasal dari kasus menembak diri mereka sendiri sambil saat mencari pose sempurna. Tidak sedikit pula yang meregang nyawa saat melakukan selfie ekstrem di Grand Canyon.

Sementara itu di Kroasia, layanan penyelamatan setempat menggunakan Twitter untuk meminta turis "berhenti mengambil foto narsis yang bodoh dan berbahaya", setelah seorang warga negara Kanada secara ajaib selamat ketika jatuh dari ketinggian 75 meter di wilayah Danau Plitvice.

Pada bulan Januari, selebgram asal Taiwan, Gigi Wu, yang dikenal sebagai "pendaki bikin", tewas saat pegangan tangannya meleset dan jatuh ke jurang. Dia meninggal di usia 36 tahun.

 


Memicu Konflik di Media Sosial

Ilustrasi Instagram (iStockPhoto)

Bahkan ketika tidak memicu kecelakaan fatal, swafoto bisa sangat mengerikan.

Pada 2014, seorang wanita Brasil memicu kemarahan online ketika dia berswafoto di depan peti mati calon presiden Eduardo Campos di pemakamannya.

Besarnya pengaruh media sosial juga tampak pada kasus Sueli Toledo, yang memicu kegemparan online tatkala mengunggah foto di Instagram dengan tulisan: "Penampilan saya hari ini untuk pemakanan seorang teman hebat".

Toledo dituding tidak etis ketika mengunggah foto pilihan pakaiannya dengan nada ceria, padahal dia akan pergi ke prosesi pemakaman salah seorang temannya.

Lebih dari itu, swafoto --terutama di destinasi wisata-- berubah menjadi gangguan bagi penduduk sekitarnya.

Warga distrik Rue Cremieux yang indah di Paris sangat terganggu oleh arus wisatawan yang berswafoto di luar jendela mereka, sehingga kemudian membuat aksi balasan untuk memperlakukan oknum-oknum terkait di media sosial.

Hal yang sama terjadi di Hong Kong, di mana penghuni kompleks apartemen Quarry Bay, yang terkenal akan komposisi multi-warna, memasang tanda-tanda larangan berswafoto.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya