Liputan6.com, Berlin - Mandy Hoffmann lulus dari sekolah menengah dengan nilai akhir 1,0 - nilai yang sempurna di Jerman. Gadis 14 tahun dari kota Peine adalah salah satu murid termuda yang pernah mencapai prestasi itu.
Tetapi dalam wawancara dengan surat kabar lokal, dia mengatakan prestasinya bukan lah hal yang besar.
Advertisement
"Jadi sensasi seperti sekarang, ini mengganggu saya," katanya kepada kantor berita Jerman DPA seperti dikutip dari DW Indonesia, Jumat (28/6/2019).
Kecerdasan Hoffmann dikenali sejak dini. Pada usia tujuh tahun dia diidentifikasi sebagai anak dengan kecerdasan jauh di atas rata-rata, dengan IQ 142, menurut surat kabar Peine Allgemeine Zeitung.
Dia melompati beberapa kelas, sehingga tamat jenjang sekolah di Jerman hanya dalam sembilan tahun. Tapi Hoffmann mengatakan dia adalah remaja biasa dan tetap ingin dilihat seperti itu.
"Para siswa dan guru lain memperlakukan saya seperti siswa lain. Sampai baru-baru ini, beberapa guru tidak tahu berapa usia saya," katanya kepada surat kabar Hannoversche Allgemeine Zeitung. "Pada dasarnya, saya benar-benar pemalas dan selalu berusaha mencapai banyak hal dengan usaha sesedikit mungkin."
Hoffmann juga pandai bermain piano dan latihan senam tiga hingga empat kali seminggu.
Sekarang setelah dia lulus SMA, dia berencana untuk belajar matematika dan kimia di Universitas Teknik Braunschweig mulai akhir tahun ini.
Bocah di Belgia Masuk Kuliah Usia 8 Tahun
Keren, seorang bocah asal Belgia lulus sekolah menengah di usia delapan tahun. Sebelumnya, ia menyelesaikan pendidikan dasar hanya dalam kurun waktu 1,5 tahun.
Seperti dikutip dari BBC, Minggu 1 Juli 2018, bocah jenius itu diketahui bernama Laurent Simons. Sang ayah orang Belgia dan ibunya berasal dari Belanda.
Menurut orang tuanya, Laurent Simons memiliki nilai Intelligence Quotient (IQ) 145. Ia akan masuk pendidikan diploma, yang umumnya memiliki murid dengan usia 18 tahun.
Berbicara kepada radio RTBF Belgia, Laurent mengatakan subjek favoritnya adalah matematika. "Karena begitu luas, ada statistik, geometri, aljabar," kata Laurent Simons.
Setelah dua bulan liburan dari sekolah, Laurent Simons akan mulai kuliah pertamanya. Di usia yang amat dini.
Sang ayah mengatakan putranya memiliki kesulitan berinteraksi untuk bermain dengan anak-anak lain ketika masih balita. Putranya juga tak terlalu tertarik pada mainan. Tak disangka ternyata buah hatinya itu justru memiliki kepandaian yang luar biasa.
Bocah Belgia itu mengatakan dia bercita-cita menjadi seorang ahli bedah dan astronot. Tetapi kini ia tertarik dengan dunia komputer.
"Jika dia memutuskan besok untuk menjadi tukang kayu, itu tak jadi masalah bagi kami, selama dia bahagia," tutur sang ayah.
Advertisement