Liputan6.com, Jakarta - Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Maher Algadri menilai kedua capres Prabowo Subianto dan Joko Widodo (Jokowi) tak perlu bertemu. Dia mengatakan, biarlah yang kalah menjadi opisisi.
"Kalau saya bilang jangan (bertemu), proses demokrasi itu adalah pemilihan. Jadi yang kalah biar tetap kalah, yang menang, menang. Biar yang kalah di luar menjadi oposisi, kalau enggak bukan demokrasi," kata Maher di kediaman Prabowo, Jakarta Selatan, Kamis (29/6/2019).
Advertisement
Gerindra, kata Maher mendapat suara sebanyak 11,66 persen. Sehingga perlu menghargai masyarakat yang memilih Gerindra saat Pemilu 2019 lalu.
"Besar sekali, makanya, ini kan bukan masalah Prabowo atau apa, 70 juta lebih. Harus dihargai," lanjut Maher.
Dia juga menjelaskan hingga saat ini pihak Prabowo tidak pernah membahas soal tawaran bergabung pada koalisi Jokowi-Ma'ruf.
"Enggak, enggak ada, enggak dibahas. Koalisi itu kan musti ada tawaran, enggak ada kok," ungkap Maher.
Pertemuan Jokowi-Prabowo
Sebelumnya diketahui usai MK memutuskan sengketa Pilpres 2019, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto akan mengatur kembali untuk bertemu petahana Joko Widodo. Namun Prabowo tidak merinci kapan akan bertemu.
"Kita atur nanti," kata Prabowo usai menggelar komperensi pers di kediamannya, Jalan Kertaneraga, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2019).
Awak media pun masih bertanya kapan Prabowo akan bertemu dengan Jokowi. Namun Ketua Umun Partai Gerindra pun berseloroh kepada wartawan. "Kamu sajalah yang atur," seloroh Prabowo.
Sementara Koordinator Juru Bicara BPN, Dahnil Anzar Simanjuntak pun belum tahu terkait pertemuan tersebut.
"Saya enggak tau kalau itu ya, nanti yah. Jadi bisa pak Jokowi atau sebaliknya nanti kita lihat ya namanya silaturahim ya bisa saling mendatangi," ucap Dahnil.
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka
Advertisement