Liputan6.com, Osaka - Keseriusan Toyota Indonesia untuk produksi mobil hybrid pada 2022 mendatang semakin terlihat. Toyota sudah siap untuk berinvestasi sebesar Rp28,3 triliun selamat empat tahun selanjutnya.
Kesepakatan terjadi, kala Menperin melakukan pertemuan dengan President Toyota Motor Corp. Akio Toyoda, dalam sesi One on One Meeting di Osaka (27/6).
Baca Juga
Advertisement
“Rencana investasi Toyota berikutnya, terkait kebijakan pemerintah yang baru. Yaitu mendorong pengembangan electric vehicle. Nah, itu yang bakal tercantum dalam dua PP. Pertama, mengenai percepatan kendaraan berbasis elektrik. Dan yang kedua, kegiatan terkait dengan PPnBM untuk industri berbasis elektrik, yang di dalamnya termasuk hybrid. PPnBM itu bisa menjadi nol (0) kalau berbasis kepada elektrik dan emisinya paling rendah,” ungkap Menperin Airlangga Hartanto, dalam keterangan resmi.
Sebetulnya, Kemenperin dan APM Jepang di sini, telah melakukan studi pengembangan dan penggunaan kendaraan listrik. Tak sedikit yang “menyumbangkan” unit untuk kepentingan riset. Bahkan sampai melibatkan enam perguruan tinggi di Indonesia. Hasil studi itu menyebutkan, mobil hybrid menjadi salah satu alternatif, berlandaskan analisis well to wheel. Apa itu? Sebuah paradigma alur penggunaan energi terhadap dampak lingkungan (emisi). Melihat ekosistem pembangkitan energi hingga tatanan infrastruktur elektrifikasi, Indonesia lebih cocok dengan kendaraan hybrid.
Beberapa waktu lalu, petinggi Toyota juga datang ke Jakarta, menegaskan komitmen bisnis di sini. “Kami ingin memberikan pelayanan utama kepada konsumen. Sesuai budaya perusahaan, agar mereka praktis menggunakan jenis kendaraan listrik. Toyota bersama Daihatsu, memproduksi mobil hybrid di Indonesia pada 2022. Modelnya antara lain SUV dan MPV. Kami menilai, kedua jenis ini yang lebih diminati konsumen di Indonesia. Kami sedang menyiapkan produksinya,” imbuh Susumu Matsuda, Deputy CEO Toyota Corporation.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kolaborasi Bilateral
Menperin juga menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Negara-Negara Group 20 (G-20) di Osaka, Selain hubungan business to business (B2B). Kolaborasi bilateral ini dituangkan melalui penandatanganan framework document antara Airlangga dengan Ministry of Economy, Trade, and Investment (METI) Jepang, Hiroshige Seko.
Ini merupakan implementasi dari proyek The New Manufacturing Industry Development Center (New MIDEC). Investasi Toyota juga bagian dari kerangka kerja sama Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Dalam kesempatan itu, Menteri Seko menyampaikan gagasan industri otomotif. Katanya, salah satu kebijakan otomotif ke depan, yang penting pengembangan kendaraan berbasis baterai atau listrik. Sejauh ini, lanjutnya, Jepang melakukan kebijakan paralel untuk kendaraan berbasis elektrik (EV) dan hybrid.
Sumber: Oto.com
Advertisement