Siaga Menghadapi Serangan Iran, AS Kirim Jet Tempur Siluman ke Qatar

Demi bersiaga menghadapi meningkatnya ketegangan dengan Iran, AS kirim beberapa jet tempur ke Qatar.

oleh Happy Ferdian Syah Utomo diperbarui 29 Jun 2019, 15:05 WIB
Pesawat Angkatan Udara AS, F-22 Raptor (AP)

Liputan6.com, Doha - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah mengerahkan jet tempur siluman F-22 Raptor ke Qatar untuk pertama kalinya, kata militer setempat pada Jumat 28 Juni.

Pengerahan tersebut dimaksudkan untuk menambah pasukan AS di kawasan Teluk, di tengah ketegangan dengan Iran yang semakin meningkat, demikian dikutip dari The Straits Times pada Sabtu (29/6/2019).

"Jet tempur siluman F-22 milik Angkatan Udara telah dikerahkan untuk membela pasukan dan kepentingan Amerika," kata pernyataan resmi Komando Pusat Militer Angkatan Udara AS.

Namun, tidak dirinci secara pasti jumlah berapa banyak pesawat berteknologi tinggi itu telah dikirim.

Selebaran foto menunjukkan lima jet tempur terkait terbang di atas Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar.

AS dan Iran terus bersitegang sejak Donald Trump secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran, dan menerapkan kembali sanksi terhadap republik Islam itu.

Sejauh ini belum ada tanggapan dari pemerintah Iran atas pengumuman kebijakan terkait.


Terkait Insiden Sabotase Kapal Tanker

Sebuah kapal tanker minyak mendekati fasilitas minyak di Fujairah, Uni Emirat Arab (AP/Kamran Jebreili)

Ketegangan melonjak pekan lalu ketika Iran menembak jatuh pesawat tak berawak (drone) milik AS di atas perairan Teluk yang sensitif, setelah serangkaian serangan kapal tanker yang dituduhkan Washington terhadap Teheran.

Iran terus membantah terlibat dalam sabotase kapal tanker tersebut.

Sejak itu, kedua negara terlibat dalam perang kata-kata, yang meningkat pekan ini ketika Trump mengumumkan sanksi baru terhadap pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dan menteri luar negeri setempat, Mohammad Javad Zarif.


Ancaman Iran Terhadap Kesepakatan Nuklir

Ilustrasi nuklir Iran (AFP)

Iran telah mengancam akan meninggalkan beberapa komitmennya di bawah kesepakatan nuklir 2015, kecuali jika mitra yang tersisa --Inggris, China, Prancis, Jerman dan Rusia-- membantunya menghindari sanksi AS.

Selain itu, Iran juga berharap bisa kembali menjual hasil produksi minyak dengan lancar seperti sedia kala.

Pada bulan Mei, Angkatan Udara AS mengerahkan beberapa pesawat pembom Stratofortress B-52 =--berkemampuan nuklir-- ke wilayah Teluk.

Hal itu, menurut penjelasan Kementerian Pertahanan AS, adalah bagian dari strategi untuk menangkal kemungkinan serangan Iran terhadap pasukan Amerika di wilayah tersebut, khususnya ancaman dari udara.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya