Pengamat: Kemungkinan Hanya PKS yang Tidak Gabung Koalisi Pemerintah

Alasan singkatnya, kata Hendri, bila partai yang dipimpin Sohibul Iman tersebut bergabung ke pemerintah elektabilitasnya akan menurun. Sebaliknya jika jadi oposisi justru akan naik.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jun 2019, 15:36 WIB
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) berjabat tangan dengan cawapres Sandiaga Uno dan koalisi Adil Makmur usai memberi ketarangan terkait hasil putusan sidang Mahkamah Konstitusi (MK) di Jakarta, Kamis (27/6/2019). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik Hendri Satrio menilai setelah Koalisi Indonesia Adil dan Makmur bubar, Partai Gerindra tidak menutup kemungkinan bergabung dengan pemerintah. Juga tidak menutup kemungkinan partai koalisi lainnya, terkecuali Partai Keadilan Sejahtera.

"Feeling politik saya kemungkinan besar yang tidak masuk ke dalam koalisi pemerintahan justru hanya PKS," kata Hendri di Jakarta, Sabtu (29/6/2019).

Alasan singkatnya, kata Hendri, bila partai yang dipimpin Sohibul Iman tersebut bergabung ke pemerintah elektabilitasnya akan menurun. Sebaliknya jika jadi oposisi justru akan naik.

Adapun Gerindra, kata Hendri, bergabung-tidaknya dengan pemerintahan sepenuhnya ada di tangan Ketua Umum Prabowo Subianto. Kemungkinan koalisi, kata dia, setelah Gerindra selama 15 tahun berada di seberang pemerintah.

"15 tahun menjadi oposisi itu tidaklah mudah. Pasti ada kader kader ataupun simpatisannya Gerindra yang dahaga," kata Hendri.

Selain Gerindra, menurut Hendri, PAN dan Partai Demokrat pasti akan gabung ke pemerintah. Dia menilai partai yang diketuai Zulkifli Hasan tersebut pasti diterima oleh Pemerintah. Demokrat juga kata dia, harus bergabung dengan pemerintah, agar menaikan elektabilitas.

"Apakah pan akan diterima ke pemerintahan, hampir pasti menurut saya. Kalau Demokrat ini, selama dia berada di luar pemerintahan elektabilitasnya menurun, jadi dia harus masuk pemerintahan supaya menaikkan elektabilitasnya dia," lanjut Hendri.

 

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya